Kemarin di kampus, saya bertemu teman lama. Dia kakak kelas saya jaman SMA dulu. Nah karena kedekatan saya dengannya maka saya bercerita tentang rencana pernikahan saya bulan Juni nanti. Dia dengan muka kaget berkali-kali berkata, “bener ta Rul?” atau “Ha? Seorang Nurul nikah? Siap ta?” dan sebagainya. Sampai-sampai ketika pulang pun ia masih SMS berkali-kali dan bilang, “I’m still surprise!” dan “I’m still shocked!” hahaha…
Baiklah, saya maklum kok orang lain berkata seperti itu. Lha wong kakak kandung saya saya saja pada awalnya tidak setuju. Alasannya, saya masih kuliah semester 6 dan dikhawatirkan pernikahan akan menghambat kelulusan dan karir saya. Untungnya bapak dan ibu memberi respon positif. Beliau berdua setuju saja asalkan saya bisa melanjutkan kuliah dan bisa tetap menjadi guru Bahasa Indonesia.
Saudara-saudara sekalian, saya menikah bukan tanpa alasan. Keputusan ini sudah saya pikirkan baik-baik. Awalnya saya memang ragu, bisakah saya menjalaninya dengan baik sedang saya masih berkuliah? Namun berpikir saja tidak akan menyelesaikan masalah, saya harus mencobanya. Setelah proses berpikir dan menimba ilmu, saya yakin, menikah saat kuliah bukanlah awal dari penderitaan dan permasalahan. Justru itulah proses pendewasaan mental dan spiritual dalam menjalani kehidupan. Bukankah suatu kebanggaan jika saya bisa terus kuliah, bekerja, tapi juga bisa menjalani kehidupan berumah tangga dengan baik.
Saya teringat kisah Bunda Siti Khadijah istri Rasulullah SAW yang menghibur dan menenangkan keresahan Rasulullah SAW saat menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Nabi yang tadinya menggigil, resah, cemas, tiba-tiba menjadi tenang, damai, dan hilang kecemasannya setelah mendengar kata-kata Siti Khadijah. Nampak sekali bahwa keluarga tidak hanya menjadi tempat menenangkan syahwat yang bergejolak, tapi lebih dari itu, pasangan juga tempat menenangkan jiwa yang dilanda keresahan.
Tahu tidak, saya ingin sekali menjadi istri yang solehah seperti bunda Khadijah. Itu saja. Dan jalan ke sana insya Allah sudah tampak di depan mata. Sabtu, 23 April kemarin Kangmas dan keluarganya jauh-jauh datang dari Purworejo untuk melamar saya. Dua bulan lagi insya Allah akad nikah akan segera dilangsungkan. Mohon doanya semoga dimudahkan segala urusan menuju ikatan suci itu. Amin.