Wah judul saya agak lebay ya. Hehe.. Trending
topic di beberapa komunitas pendakian, pecinta alam, dan sejenisnya
seminggu ini adalah membludaknya jumlah pendaki yang mendatangi Ranu Kumbolo,
sebuah danau di ketinggian 2400 mdpl di Gunung Semeru. Mulai dari fesbuk,
twitter, milist, bahkan obrolan perseorangan pun membahas kekacauan itu. Gunung
yang katanya hanya berkapasitas 600-800 pendaki perhari itu kemarin didatangi
sekitar 2000 pendaki dari seluruh penjuru negeri. Ngeri!
Antri foto taken by Khoirul Anam, Pekalongan |
Saya bukan orang yang anti jambore di
gunung ataupun pendakian massal. Tapi ketika saya tahu bahwa peserta jambore di
atas 1000 orang otomatis saya kaget. Apakah tidak ada pembatasan peserta?
Bukankah panitia akan sangat repot bila peserta jambore terlalu banyak.
Pastilah akan ada hal-hal yang tidak terurus. Di sisi lain, etika terhadap
lingkungan juga perlu dicermati. Bayangkan bila setiap satu orang per tiga hari
menyisakan 0,5 kg sampah, maka akan ada 800 kg sampah dari 1600 pendaki. Apakah
semua itu dibawa turun? Pastinya ada yang curang dengan mengubur atau
membakarnya di atas sana. Huh! Pun saya khawatir kepada orang-orang yang suka
BAB sembarangan tanpa dikubur lagi. Katakanlah siklus BAB per orang adalah 2
hari sekali, dan setengah saja dari mereka yang tetap BAB di gunung, berarti
akan ada 800 ranjau yang tersebar tidak beraturan, entah dikubur atau tidak.
Hoekss…. (pengen muntah). Di bawah ini adalah foto penampakan sampahnya. Miris,
katanya ada acara bersih gunung, nyatanya malah mengotori gunung.
Bawa sampahmu pulang nak... foto dari fb denaliadventure Sby |
Ada yang ketinggalan mas bro foto dari bang Oceph via group JP |
Tendamu terlalu dekat dg sumber air foto dari Joe Item via group JP |
Saya bukannya menyalahkan Avtech, tapi
mengkritik. Jangan hanya karena mengejar keuntungan rupiah, tapi kelestarian
lingkungan diabaikan. Membawa 1600 pendaki ke Ranukumbolo adalah hal konyol,
setidaknya itu menurut saya. Ini saran saja, lain kali batasilah jumlah peserta
dalam kegiatan, pertimbangkanlah baik buruknya, dan sesuaikan dengan tempatnya.
Dan pastikan bahwa acara bersih gunung memang benar-benar untuk bersih gunung.
Selain hal itu (kebersihan dan ekosistem) saya tidak terlalu memikirkannya.
Saya hanya khawatir terhadap Ranu Kumbolo yang indah tapi tercemar. Tapi saya mengucapkan terima kasih karena Avtech sudah mau bertanggung jawab untuk membersihkan Ranu Kumbolo.
Sebenarnya saya tidak hanya kecewa kepada
Avtech tapi juga kepada pengelola wisata pendakian Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS). Saya dengar ada aturan yang memuat pembatasan jumlah pendaki
dalam kawasan Semeru. Nyatanya, ribuan orang tetap bisa masuk. Bagaimana bisa
pihak TNBTS mengizinkan pelaksanaan
jambore yang dihadiri lebih dari 1500 orang? Ini keterlaluan. Pantas saja, jika
banyak gabungan pecinta alam yang memprotes hal ini dan menyangkutpautkannya
dengan uang. Entahah, saya tak tahu pasti. Mereka para pecinta lingkungan tidak bisa membayangkan dampak
buruk pasca jambore nanti. Yah, untung saja sekarang pendakian Semeru
benar-benar sudah ditutup untuk pemulihan ekosistem. Saya rasa ini keputusan
yang sangat bijaksana. Dan semoga hal ini dijadikan pelajaran oleh pihak TNBTS
agar tidak terulang lagi di kemudian hari.
Sekarang giliran saya menyoroti para
pendaki independen. Memang mereka tidak salah bila ingin mendaki Semeru di saat
liburan. Tapi, ngotot ikut naik meskipun sudah tahu di atas sudah ada ribuan
pendaki itu saya sebut tidak peduli. Toh, berita membludaknya peserta jambore
sudah terdengar beberapa hari sebelum hari libur tiba. Tapi saya maklum, bahwa
kesalahan terbesar tidak terletak pada kalian. Saya hanya berharap setiap
pendaki yang mendaki gunung (gunung manapun) harus membawa sampahnya pulang.
Semoga dengan adanya permasalahan ini,
setiap pihak dapat berintrospeksi, dan pihak lain yang tidak terlibat ini bisa
menjadikannya contoh agar jangan sampai terulang lagi. Mari berbenah dan
mendaki dengan rendah hati. Di bawah ini adalah press release dari Avtech yang saya dapat dari sini. Saya harap teman-teman bersabar menunggu evaluasi dari mereka. Jangan lagi teman-teman merasa benar dan mengumbar caci maki di berbagai jejaring sosial. Sekali lagi, mari jadikan ini pelajaran.
Press Release "Jambore Pencinta alam dan Pendakian Massal
Gunung Semeru"
Salam Lestari,
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dari manajemen
Avtech telah melaksanakan acara Aksi Bersih, Jambore Pencinta alam dan
Pendakian Massal Gunung Semeru pada tanggal 15-18 November 2012.
Kami
sampaikan terima kasih yang tulus kepada para peserta, pihak Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru, pihak Kepolisian Tumpang dan Senduro, panitia dari
Malang, organisasi Kelompok Pencinta Alam se-Malang, Muspida Desa Tumpang,
paguyuban jeep, para porter, masyarakat Tumpang dan Ranu Pani, dan semua pihak
yang telah membantu terlaksananya acara ini. Kami sadari tanpa bantuan dari
pihak-pihak terkait di atas, acara ini mustahil akan terlaksana.
Saat
acara berlangsung, kami sadar terdapat beberapa kekurangan yang langsung kami
lakukan tindakan antisipasi, namun ada beberapa kekurangan yang luput dari
perhatian kami. Atas hal ini kami sampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya. Dengan tangan terbuka kami terima semua keluhan, masukan
maupun kritik.
Pasca
pelaksanaan acara ini kami bersama panitia kelompok pecinta alam Malang dan
pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru telah melakukan evaluasi dan
koordinasi serta melakukan penanganan langsung masalah kebersihan dan pemulihan
ekosistem.
Kami
mohon kepada para peserta, para pemerhati lingkungan, organisasi pencinta alam,
dan semua pihak yang berkepentingan, agar bersabar untuk penjelasan selanjutnya
setelah evaluasi dan koordinasi ini.
Jabat Erat,
AVTECH
#SaveSemeru #SaveEarth
#GunungBukanTempatSampah
NOTE: Bagi siapapun yang ingin meluruskan atau menceritakan bagaimana kronologinya silakan ditulis di kolom komentar. Kami semua akan sangat senang bila ada yang mau berbagi informasi yang benar dan berimbang. Di sini kami tidak ada niatan untuk menghakimi siapapun karena hal yang lebih baik adalah mengambil pelajaran dari ini semua. Nasi sudah menjadi bubur, tinggal bagaimana kita membat agar bubur itu terasa nikmat. Salam.
NOTE: Bagi siapapun yang ingin meluruskan atau menceritakan bagaimana kronologinya silakan ditulis di kolom komentar. Kami semua akan sangat senang bila ada yang mau berbagi informasi yang benar dan berimbang. Di sini kami tidak ada niatan untuk menghakimi siapapun karena hal yang lebih baik adalah mengambil pelajaran dari ini semua. Nasi sudah menjadi bubur, tinggal bagaimana kita membat agar bubur itu terasa nikmat. Salam.