21 April 2013

Hamil 7 Bulanan: Jalan-jalan ke Ndlundung dan Masjid Cheng Hoo


Tiga hari lagi usia kandungan saya pas tujuh bulan. Mumpung belum tujuh bulan, jadi saya sempatkan jalan-jalan sebentar ke Air Terjun Ndlundung di Trawas. Sebenarnya suami saya agak was-was juga, tapi ya Bismillah, dibarengi dengan doa dan berusaha hati-hati agar perjalanan ini aman dan nyaman buat semua.
Untuk berangkat rute yang kami tempuh ialah Sidoarjo – Japanan – Ngoro – Jolotundo – Trawas (Air Terjun Ndlundung). Kami memilih rute ini karena jalan raya Sidoarjo-Pandaan macet sekali dan kondisi jalannya kurang bersahabat. Alasan lainnya karena saya suka sekali dengan sisi barat Gunung Penanggungan yang hijau, dingin, dan sangat indah. Benar-benar membuat relaks meskipun agak capek juga naik motor. Hehe…
Begitu tiba di Ndlundung dan berjalan ke air terjunnya, anak-anak SMA baik laki-laki atau perempuan banyak yang melihat ke arah saya. Waduh, berasa jadi artis nih, hehe…. Mungkin mereka heran kok ada bumil jalan-jalan ke air terjun dan naik-naik ke bebatuan untuk duduk dan berfoto. Padahal menurut saya semua bumil bisa melakukan ini, asal kondisinya sehat. Lihat saja bumil-bumil yang hidupnya di desa, ke sawah, ladang, kali, dsb. Toh mereka tetap sehat. Hanya karena kita hidup di kota saja sehingga terlalu banyak intervensi dan kekhawatiran. Yang saya yakini bahwa bumil bukan orang sakit. Jadi kita bisa beraktivitas seperti biasanya, tentu saja dengan catatan dalam batas-batas tertentu demi keamanan kehamilannya. Yaa, banyak berdoa dan berhati-hati saja.

Kami cuma sebentar di sana, hanya duduk di dekat air terjun sekitar 30 menit, lalu shalat dhuhur di mushala, dan ke warung untuk pesan nasi (acara outing teman-temannya suami minggu depan). Kami sendiri tidak makan di situ, tapi di warung depan koramil Trawas. Porsi besar, enak, dan murmer.

Setelah makan kami langsung pulang via Pandaan dan berencana shalat Ashar di Masjid Cheng Hoo, Pandaan. Saya sering lewat sana, tapi baru kali ini mampir. Tempat wudhunya ada di lantai bawah (dasar), tapi tempat shalatnya di lantai dua. Jadi kita musti naik tangga dulu. Pertamanya saya bingung, kok orang-orang pada shalat di lantai dasar ya padahal ada tulisan “Tempat Shalat di Atas”. Saya perhatikan ternyata di lantai bawah tidak dipasang karpet dan tidak tersedia mukena. Jadi saya pun naik ke atas. Sepi. Tapi enak ada karpet dan tersedia mukena. Shalat jadi lebih khusuk karena sepi. Entah kenapa para pengunjung tidak mau naik ke atas ya. Apa karena malas naik anak tangga atau tidak membaca tulisan yang ada. Hmmm.. Ya sudahlah. Hehe…

Selesai shalat, kami foto-foto sebentar, lalu pulang ke rumah. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Semoga malaikat kecilku selalu sehat dan lahir pada saatnya dengan selamat. Aamiin.