30 September 2009

Pesona Gunung Lamongan


Foto-foto bisa dilihat di sini.

Bukan sebuah pendakian besar ke gunung yang ketinggiannya sampai beribu-ribu meter. Bukan juga ke gunung yang memiliki jalur sangat ekstrim. Hanya sekedar berjalan bersama kawan. Menyaksikan bumi yang berselimut awan. Dan Gunung Lamongan mempersembahkan keindahannya sebagai bukti kebesaran Sang Pencipta.


















Sabtu, 26 September 2009

Mendadak kami merencanakan perjalanan ini, tepatnya malam hari sebelumnya ketika ada SMS dari seorang teman di Probolinggo yang bersedia mengantar saya mendaki Gunung Lamongan. Lalu saya pun segera menghubungi teman-teman yang sekiranya bisa bergabung dan dapat diajak sekadar melepas penat di hijaunya tanah gunung. Menjelang sore saya dan tiga teman lain berangkat dari terminal Bungurasih, lalu bergabung dengan seorang teman dari Malang, dan tiga orang dari Probolinggo. Kami semua berkumpul di Pasar Klakah, Lumajang. Ya, Gunung Lamongan terletak di Lumajang, Jawa Timur. Jangan kira karena namanya G. Lamongan maka letaknya juga di Lamongan. Sampai sekarang saya masih belum mengerti menGapa gunung ini dinamai Gunung Lamongan, kenapa tidak Gunung Lumajang saja sesuai dengan tempatnya.

Meskipun saya pernah mendaki gunung ini sebelumnya, tapi saya mendapati situasi yang benar-benar berbeda. Kalau setahun yang lalu saya mendakinya hanya bertiga dan itu gadis semua kini saya mendaki berdelapan dengan tiga gadis dan lima lelaki. Rasanya jelas lebih ramai dan lebih tenang jikalau ada apa-apa. Selain itu ternyata ada juga rombongan lain yang ingin mendaki gunung ini, sekitar 40 orang. Tidak seperti tahun lalu yang sepi dan dihantam badai angin dan kabut.


















Singkat cerita setelah satu jam berjalan akhirnya kami tiba di pos Watu Gede. Kami tidak langsung mendirikan tenda, tetapi memilih duduk di atas batu besar tersebut, menikmati udara dingin yang bercampur angin, serta gemintang yang bergantungan di langit. Bulan separuh di arah Barat Daya juga nampak indah walau terkadang malu-malu dan bersembunyi di balik awan. Memang, lagi-lagi ada yang berbeda. Kali ini jalur yang kali lalui untuk ke tempat tersebut adalah jalur baru yang dibuat oleh Tunas Hijau. Kalau tidak salah jalur yang lama ditutup dan digalakkan penghijauan di sekitarnya. Malam itu sebagian dari kami tidur di dalam tenda, sedang sebagian lain memilih tidur di luar.



Minggu, 27 September 2009

Pukul empat pagi kami mulai berjalan lagi dengan tujuan puncak. Hanya berenam, sedang yang du memilih tinggal di tenda. Kondisi saya saat itu sedang kurang fit, sempat mual di awal hingga tiba di medan sebelum hutan basah. Memang jalurnya lumayan berat, yaitu tanah longsoran berupa pasir dan batuan lepas. Baru kemudian masuk hutan dan akhirnya tiba di puncak.















Setelah 2,5 jam akhirnya kai tiba di puncak. Rupanya rekor waktu saya meningkat setengah jam. Pada pendakian pertama ke gunung ini saya menempuh 3 jam untuk dapat tiba di puncak. Sudah agak siang, sekitar pukul 06.30 pagi. Cuacanya cerah sekali. Benar-benar saya menyaksikan negeri di atas awan. Indah. Fantastik. Langitnya biru, bumi terlihat putih tertutup awan, gugusan gunung-gunung pun terlihat jelas. Kawah aktif gunung tersebut juga keren. tidak kalah dengan Gunung Gede di Jabar sana.
Saya hanya dapat berucap syukur kepada Tuhan yang sekali lagi mengijinkan saya menyaksikan kebesaran-Nya dari salah satu atap dunia. Terima kasih juga buat semua teman-teman seperjalanan. I LOVE YOU FULL.

Surabaya - Pasar Klakah (bus): Rp 18.000,-/ orang
pasar Klakah - base camp (mbah Citro- ojek : Rp 15.000,-/ orang

29 September 2009

Peninggalan Jambore Petualang Indonesia di Media


















Selasa, 4 Agustus 2009 | 21:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jambore Petualang Indonesia(JPI) 2009 yang digelar pada 8-9 Agustus 2009 di wilayah Perkemahan Ranca Upas, Ciwedey, Bandung yang akan dihadiri 1000 peserta baik dari dalam maupun luar negeri bakal meriah karena dihadiri tokoh petualang Indonesia, Herry Macan dan Kang Bongkeng.

Acara JPI kali ini terbilang tidak biasa karena sekaligus upaya kampanye melawan Global Development Village bersama LSM lingkungan seperti Green peace, The Nature Conservation, SIOUX (lembaga studi ular indonesia), dan World Wildlife Fund(WWF). "Jambore Petualangan Indonesia merupakan satu bentuk cermin kepedulian anak bangsa terhadap kondisi bumi dan tanah airnya."kata Aji Rahmat, Ketua JPI 2009 di Departemen Kehutanan pada Selasa(4/8).

Tema acara "Jambore Petualang Indonesia" sengaja dipilih karena wujud antusiasme yang besar dari para peserta yang merupakan penggiat kegiatan alam universal yang tergabung dalam komunitas online jejak petualang. "Acara ini akan menjadi ajang reuni penggemar acara petualang di televisi, sebab akan akan mempertemukan para peserta dengan host dari program petualangan dan petualang senior secara langsung." papar Aji.

Mengetengahkan 13 acara di alam terbuka ditemani para nara sumber yang qualified di bidangnya diharapkan mampu menarik minat para peserta. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan Fun Orienteering yang mendapat pengawasan langsung dari Badan Koodinasi survei dan Pemetaan Nasional(Bakorsutanal), bagi peminat fotografi akan didampingi fotografer profesional Roy Genggam.

Pengenalan habitat ular diarahkan para instruktur dari SIOUX, penulisan bertema alam bebas akan diarahkan oleh tim dari komunitas Penulis Pengelana.Selain itu acara sepeda gunung(Mountain Bike)akan berjalan bersama komunitas Bike to Work. Jelajah Survival akan ditemani EAST (Eiger Adventure Service Team).

Pada acara jelajah interpretasi hutan akan diajak membedah hutan di sekitar Ranca Upas oleh praktisi hutan dari Kehutanan Institut Pertanian Bogor(IPB). Program family camp juga akan terasa menyenangkan dengan mengajak keluarga mengenal rusa, kebun strawberry dan beragam permainan lainnya

Bagi mereka yang ingin mengenal keaneka ragaman tanaman obat para pakar dari Kehutanan IPB akan siap membantu. Selain itu terdapat acara "dugem" Duduk Gembira bersama tokoh senior petualang Indonesia dan "meet and greet" bersama host program petualang TV nasional. Beragam lomba menuju Hari Kemerdekaan RI ke-64 tanggal 17 Agustus turut dikemas dalam bentuk fun games.

Acara pun diakhiri dengan mengajak para peserta menanam 1000 bibit pohon eucalyptus di lahan yang disediakan PERHUTANI bersama para duta One Man One Three.

JIE yakin acara akan sukses dan jumlah peserta akan terus bertambah." Saya optimis acara akan sukses karena itu kami akan terus membuka pendaftaran sampai hari H. Kami yakin jumlah tempat yang kami sediakan cukup menampung seluruh peserta." imbuh Aji.