Foto-foto bisa dilihat di sini.
Sabtu, 26 September 2009
Mendadak kami merencanakan perjalanan ini, tepatnya malam hari sebelumnya ketika ada SMS dari seorang teman di Probolinggo yang bersedia mengantar saya mendaki Gunung Lamongan. Lalu saya pun segera menghubungi teman-teman yang sekiranya bisa bergabung dan dapat diajak sekadar melepas penat di hijaunya tanah gunung. Menjelang sore saya dan tiga teman lain berangkat dari terminal Bungurasih, lalu bergabung dengan seorang teman dari Malang, dan tiga orang dari Probolinggo. Kami semua berkumpul di Pasar Klakah, Lumajang. Ya, Gunung Lamongan terletak di Lumajang, Jawa Timur. Jangan kira karena namanya G. Lamongan maka letaknya juga di Lamongan. Sampai sekarang saya masih belum mengerti menGapa gunung ini dinamai Gunung Lamongan, kenapa tidak Gunung Lumajang saja sesuai dengan tempatnya.
Meskipun saya pernah mendaki gunung ini sebelumnya, tapi saya mendapati situasi yang benar-benar berbeda. Kalau setahun yang lalu saya mendakinya hanya bertiga dan itu gadis semua kini saya mendaki berdelapan dengan tiga gadis dan lima lelaki. Rasanya jelas lebih ramai dan lebih tenang jikalau ada apa-apa. Selain itu ternyata ada juga rombongan lain yang ingin mendaki gunung ini, sekitar 40 orang. Tidak seperti tahun lalu yang sepi dan dihantam badai angin dan kabut.
Singkat cerita setelah satu jam berjalan akhirnya kami tiba di pos Watu Gede. Kami tidak langsung mendirikan tenda, tetapi memilih duduk di atas batu besar tersebut, menikmati udara dingin yang bercampur angin, serta gemintang yang bergantungan di langit. Bulan separuh di arah Barat Daya juga nampak indah walau terkadang malu-malu dan bersembunyi di balik awan. Memang, lagi-lagi ada yang berbeda. Kali ini jalur yang kali lalui untuk ke tempat tersebut adalah jalur baru yang dibuat oleh Tunas Hijau. Kalau tidak salah jalur yang lama ditutup dan digalakkan penghijauan di sekitarnya. Malam itu sebagian dari kami tidur di dalam tenda, sedang sebagian lain memilih tidur di luar.
Minggu, 27 September 2009
Pukul empat pagi kami mulai berjalan lagi dengan tujuan puncak. Hanya berenam, sedang yang du memilih tinggal di tenda. Kondisi saya saat itu sedang kurang fit, sempat mual di awal hingga tiba di medan sebelum hutan basah. Memang jalurnya lumayan berat, yaitu tanah longsoran berupa pasir dan batuan lepas. Baru kemudian masuk hutan dan akhirnya tiba di puncak.
Setelah 2,5 jam akhirnya kai tiba di puncak. Rupanya rekor waktu saya meningkat setengah jam. Pada pendakian pertama ke gunung ini saya menempuh 3 jam untuk dapat tiba di puncak. Sudah agak siang, sekitar pukul 06.30 pagi. Cuacanya cerah sekali. Benar-benar saya menyaksikan negeri di atas awan. Indah. Fantastik. Langitnya biru, bumi terlihat putih tertutup awan, gugusan gunung-gunung pun terlihat jelas. Kawah aktif gunung tersebut juga keren. tidak kalah dengan Gunung Gede di Jabar sana.
Saya hanya dapat berucap syukur kepada Tuhan yang sekali lagi mengijinkan saya menyaksikan kebesaran-Nya dari salah satu atap dunia. Terima kasih juga buat semua teman-teman seperjalanan. I LOVE YOU FULL.
Surabaya - Pasar Klakah (bus): Rp 18.000,-/ orang
pasar Klakah - base camp (mbah Citro- ojek : Rp 15.000,-/ orang
Namanya lemongan bukan lamongan...
BalasHapusNah itu dia, ada yang menyebutnya Lamongan ada yang menyebutnya Lemongan. Siapa tau siapa benar siapa salah :)
BalasHapusyang penting keindahannya :)