19 Februari 2013

[JUAL] Perlengkapan Pendakian Sidoarjo Surabaya Pasuruan



DIUPDATE TGL 12 JULI 2016

Kunjungi fan page facebook kami DI SINI

Cara Pemesanan:
Sms/whatsapp: 081234908773
Pin BB 5504a961
Yg ragu2 mau transaksi bisa lewat bukalapak/tokopedia atau langsung datang ke toko KOSONG TIGASATU ADV STORE
Jalan raya sidokerto no 45 rt 2 rw 2, Buduran, Sidoarjo
(500 m belakang museum mpu tantular Sidoarjo) - google map ketik aja Kosong Tigasatu
Buka pukul 13.00 - 21.00 WIB

Ready stock tas carrier jack wolfskin alpine trail 40
Kapasitas 40 liter
Made in vietnam
Warna biru dan hitam
Ongkir kena 2kg ditanggung pembeli
Harga 900.000


Ready stock tas daypack jack wolfskin moab jam 30
Kapasitas 30 liter
Laptop compartmen include raincover
Warna merah
Made in vitenam
Ongkir kena 1  kg ditanggung pembeli
Harga 650.000


Ready stock tas jack wolfskin denali 55
Kapasitas 55 liter
Made in vietnam
Warna hitam
Ongkir kena 3 kg ditanggung pembeli
Harga 1.100.000


Ready stock daypack karrimor indie 25
Kapasitas 25 liter
Made in vietnam
Ongkir kena 1 kg
Warna hijau
Harga 490.000

Ready stock daypack salomon quest 30
Kapasitas 30 liter
Warn biru, hijau, hitam
Harga 520.000
Ongkir kena 1 kg


Ready stock macam-macam tas carrier merek Consina tipe Tarebbi, Centurion, Extraterrestrial, Bering, Outlander, Alpine 55, Okhotsk 70. Merek Seven Summit Kawanda, Gardaba, Ibhakara, Sidapaksa. Merek lain ada juga menyesuaikan.
Harga bervariasi
Ongkir ditanggung pembeli


300.000
400.000
Jual sepatu gunung SNTA
Stok tipe bisa berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi
Pengiriman kena 1 kg
Ukuran 39-44 saja

Jual baselayer bfl outdoor
Untuk wanita
Bahan lembut, nyaman dipakai, dingin
Bisa mempercepat penguapan keringat, cepat kering, bisa menghemat panas tubuh agar tidak terbuang sia-sia untuk mengeringkan baju, anti bau apek jua
Harga 110.000

Jual perlengkapan memasak outdoor: kompor gas portable outdoor, cooking set:
Harga kompor kotak 90.000
Kompor windproof 120.000
Cooking set DS200 - 135.000
Cooking set DS300 - 190.000
Cooking set DS301 - 195.000



Dan masih banyak lagi yang lainnya: gaiter, trekking pole, senter, headlamp, tali prusik, tali webbing, manset tangan, buff cina, buff CK Bandana, Sabuk, Jam tangan, Raincover, Kupluk, Kerpus, Balaclava, Frame tenda, Tali frame elastis, tenda kemping, jaket gunung biasa, jaket branded, kemeja flanel, kemeja branded, baselayer branded, celana panjang outdoor, celana pendek, kaos, dsb.

Yuk yang di Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Mojokerto bisa mampir ke toko.
Yang naik mobil dari Surabaya bisa lewat tol, keluar tol Sidoarjo - Jalan Ponti - Pagerwojo - Sidokerto (kurleb 10 menit santai)

10 Februari 2013

Menikmati Sejuta Pantai di Gunung Kidul


Pantai Ngobaran
Saya mau cerita sedikit ah tentang hari kedua jalan-jalan di beberapa pantai di Gunung Kidul setelah hari sebelumnya cave tubing di Goa Pindul dan kemping ceria di Pantai Pok Tunggal.

Pantai Indrayanti
Pada hari kedua perjalanan kami ke Gunung Kidul diawali dengan mengunjungi Pantai Indrayanti. Karena bertepatan dengan hari libur, saat kami tiba di sana sekitar pukul 7.30-an, pantai tersebut sudah sangat ramai orang. Bus, mobil, dan motor sangat banyak. Tempat parkir rasanya sempit dan penuh hingga mau parkir saja susah, bahkan sempat nyerempet-nyerempet. Uuhh..
Nyari ikan kecil
Pantai bukanlah tujuan utama kami ke sini karena lokasi Pantai Indrayanti berdekatan dengan Pantai Pok Tunggal. Bisa dipastikan bentuk dan tipenya sama. Tujuan utama kami ialah mencari sarapan. Kami makan di sebuah tempat makan sederhana. Pertama suami saya bertanya ke penjualnya, “Ayamnya berapa (harganya), Bu?” sambil menunjuk ke dalam etalase yang saat itu masih berisi ayam goreng, tuna goreng, tempe, lalapan, dan sambal. Si Ibu penjual menjawab kalau harga ayam dan potongan ikan masing-masing sepuluh ribu. Pertama saya mikir, kok mahal ya ayam kecil gitu, tapi saya tepis lagi, ah maklum tempat wisata. Lalu masing-masing dari kami pun mulai mengambil nasi, sayur, dan lauknya. Rata-rata kami mengambil menu yang sama, yaitu nasi putih, sayur daun pepaya, ikan tuna goreng, tempe, kerupuk, dan sambal, trus minumnya es teh manis. Semuanya lahap. Makanannya sumpah UUEEENAAKKK! Sayur daun pepayanya enak, ikan tuna juga gurih, sambalnya mantab. Masalah harga sudah hilang dari pikiran. Yang penting makan aja. Bahkan suami saya nambah sedikit nasi dan daun pepaya.
Tim Perjalanan
Terakhir pas bayar, kami bertujuh terperangah. Bayangan kami, kami akan membayar sekitar 150.000 rupiah dengan taksiran perorangnya habis 20.000 untuk makan dan minum. Ternyata, uang yang kami bayar hanya sekitar 100.000 (saya lupa tepatnya), dengan perhitungan setiap orang hanya cukup membayar kurang dari 15.000. Benar-benar murah untuk sarapan senikmat ini di Pantai Indrayanti. Jadi, kalau ke Pantai Indrayanti jangan hanya makan di kafe Indrayanti yang mahal, cobalah ke warung-warung lain yang bisa jadi menyajikan makanan dengan cita rasa yang sangat nikmat. Oh ya, selain itu di sini kita bisa membeli oleh-oleh keripik rumput laut dan belalang goreng. Rumput laut yang dijadikan keripik adalah yang banyak tumbuh di pinggir-pinggir pantai yang hidup di sepanjang pantai ini dan di Pantai Pok Tunggal. Rasanya lumayan. Sedangkan untuk belalang goreng saya tidak berani mencobanya. Terlalu aneh.
Pantai Sejuta Umat
Untuk pemandangan di pantainya kurang lebih sama, atau sedikit lebih bagus karena ada karang-karang besar yang asik untuk tempat berfoto. Hanya saja di sini terlalu ramai sehingga saya kurang bisa menikmatinya. Tapi seru aja bisa melihat anak-anak kecil balapan berburu ikan.

Pantai Krakal
Banyak pantai di sepanjang Gunung Kidul ini dan letaknya berdekatan. Kami sampai bingung harus menuju ke mana. Niatnya setelah dari Pantai Indrayanti kami hendak ke Pantai Baron, tapi begitu tiba di sana parkirannya juga rame. Akhirnya kami putar balik, melihat papan penunjuk arah, dan mobil pun diarahkan ke Pantai Krakal.
Tiket masuknya murah. Tapi, ya di sana kami nggak ngapa-ngapain. Mobil diparkir di bawah pohon dan kami semua cuma duduk-duduk di sana. Pemandangannya biasa. Panas pula. Hehe..



Pantai Sepanjang
Nasib kami di pantai ini seperti ikan pindang yang lagi dijemur. Puanaaasss! Mungkin karena sudah hampir tengah hari. Padahal pantai lebih enak dinikmati saat pagi-pagi sekali atau sore hari. Pantainya sebenarnya tidak terlalu panjang. Hanya saja karena di sana sepi, tidak ada payung-payung berjajar di pasir pantai, jadilah pantai ini tampak panjang sekali. Akhirnya di sini kami cuma ke warung lesehan untuk menikmati jus jeruk yang segar.


Pantai Ngobaran
Beruntungnya kami bisa datang ke sini. Tadinya teman-teman sudah niat pulang lewat wonosari biar bisa ke Bukit Bintang. Lalu saya nyeletuk, “Ga ke pantai Ngobaran ta? Katanya sih bagus, ada candi-candinya”. Lalu suami pun menyuruh saya mengeluarkan peta yang sudah saya copy ke hp. Mas Gatot sang sopir tadinya nggak setuju karena lokasinya jauh sekali di barat. Tapi setelah melihat peta dan berdiskusi dengan suami, eh dia setuju juga dengan alasan karena belum pernah ke sana dan untuk pulangnya nggak perlu kembali ke Wonosari, cukup lewat Imogiri. Setelah dilakoni ternyata tempatnya memang jauh “nyempal” dari pantai-pantai yang lain. Jalannya sempit dan naik turun. Penantian kami lama sekali.


Mungkin karena panas kami jadi kurang nyaman ketika di sana. Tapi begitu melihat pemandangannya yang aduhai, wah hilang sudah kekecewaan yang sedari tadi mengikuti kami. Tebing dan batu-batu karang yang kokoh, laut yang hijau-biru, pura-pura dan candi budhis yang terkesan gimana gitu. Jadi saat tiba di sana posisi kami adalah di ketinggian. Untuk ke pantainya kita harus turun tebing melewati tangga buatan yang aman untuk dilewati. Namun karena saya sedang hamil, suami saya tidak mengizinkan saya untuk turun ke bawah, cukup berfoto di atas. Hehe..

Untuk tempat makan, MCK, dan musala semua sudah ada juga di sini. Meskipun ramai, Pantai ngobaran masih asik dinikmati. Toh ramainya nggak seperti di Pantai Indrayanti. Dan, Ngobaran menjadi pantai terakhir yang kami kunjungi di Gunung Kidul.
Selanjutnya kami kembali ke Jogja, main-main sebentar dan belanja, dilanjutkan dengan pulang ke Surabaya. Terima kasih kepada semua teman seperjalananku, Mas Arief suami yang perhatian, Mas Gatot driver yang oke, mba Agnes navigator yang rela begadang, Mba Heni, Mba Ida, dan pacaranya Mba Ida yang rela ngalah tempat duduk demi aku. Makasih ya semua.