Pantai Ngobaran |
Pantai Indrayanti
Pada hari kedua perjalanan kami ke Gunung
Kidul diawali dengan mengunjungi Pantai Indrayanti. Karena bertepatan dengan
hari libur, saat kami tiba di sana sekitar pukul 7.30-an, pantai tersebut sudah
sangat ramai orang. Bus, mobil, dan motor sangat banyak. Tempat parkir rasanya
sempit dan penuh hingga mau parkir saja susah, bahkan sempat
nyerempet-nyerempet. Uuhh..
Nyari ikan kecil |
Pantai bukanlah tujuan utama kami ke sini
karena lokasi Pantai Indrayanti berdekatan dengan Pantai Pok Tunggal. Bisa
dipastikan bentuk dan tipenya sama. Tujuan utama kami ialah mencari sarapan.
Kami makan di sebuah tempat makan sederhana. Pertama suami saya bertanya ke
penjualnya, “Ayamnya berapa (harganya), Bu?” sambil menunjuk ke dalam etalase
yang saat itu masih berisi ayam goreng, tuna goreng, tempe, lalapan, dan
sambal. Si Ibu penjual menjawab kalau harga ayam dan potongan ikan
masing-masing sepuluh ribu. Pertama saya mikir, kok mahal ya ayam kecil gitu, tapi
saya tepis lagi, ah maklum tempat wisata. Lalu masing-masing dari kami pun
mulai mengambil nasi, sayur, dan lauknya. Rata-rata kami mengambil menu yang
sama, yaitu nasi putih, sayur daun pepaya, ikan tuna goreng, tempe, kerupuk, dan
sambal, trus minumnya es teh manis. Semuanya lahap. Makanannya sumpah
UUEEENAAKKK! Sayur daun pepayanya enak, ikan tuna juga gurih, sambalnya mantab.
Masalah harga sudah hilang dari pikiran. Yang penting makan aja. Bahkan suami
saya nambah sedikit nasi dan daun pepaya.
Tim Perjalanan |
Pantai Sejuta Umat |
Untuk pemandangan di pantainya kurang
lebih sama, atau sedikit lebih bagus karena ada karang-karang besar yang asik
untuk tempat berfoto. Hanya saja di sini terlalu ramai sehingga saya kurang
bisa menikmatinya. Tapi seru aja bisa melihat anak-anak kecil balapan berburu
ikan.
Pantai Krakal
Banyak pantai di sepanjang Gunung Kidul
ini dan letaknya berdekatan. Kami sampai bingung harus menuju ke mana. Niatnya
setelah dari Pantai Indrayanti kami hendak ke Pantai Baron, tapi begitu tiba di
sana parkirannya juga rame. Akhirnya kami putar balik, melihat papan penunjuk
arah, dan mobil pun diarahkan ke Pantai Krakal.
Tiket masuknya murah. Tapi, ya di sana
kami nggak ngapa-ngapain. Mobil diparkir di bawah pohon dan kami semua cuma
duduk-duduk di sana. Pemandangannya biasa. Panas pula. Hehe..
Pantai Sepanjang
Nasib kami di pantai ini seperti ikan
pindang yang lagi dijemur. Puanaaasss! Mungkin karena sudah hampir tengah hari.
Padahal pantai lebih enak dinikmati saat pagi-pagi sekali atau sore hari.
Pantainya sebenarnya tidak terlalu panjang. Hanya saja karena di sana sepi,
tidak ada payung-payung berjajar di pasir pantai, jadilah pantai ini tampak
panjang sekali. Akhirnya di sini kami cuma ke warung lesehan untuk menikmati jus
jeruk yang segar.
Pantai Ngobaran
Beruntungnya kami bisa datang ke sini.
Tadinya teman-teman sudah niat pulang lewat wonosari biar bisa ke Bukit
Bintang. Lalu saya nyeletuk, “Ga ke pantai Ngobaran ta? Katanya sih bagus, ada
candi-candinya”. Lalu suami pun menyuruh saya mengeluarkan peta yang sudah saya
copy ke hp. Mas Gatot sang sopir tadinya nggak setuju karena lokasinya jauh
sekali di barat. Tapi setelah melihat peta dan berdiskusi dengan suami, eh dia setuju
juga dengan alasan karena belum pernah ke sana dan untuk pulangnya nggak perlu
kembali ke Wonosari, cukup lewat Imogiri. Setelah dilakoni ternyata tempatnya
memang jauh “nyempal” dari pantai-pantai yang lain. Jalannya sempit dan naik
turun. Penantian kami lama sekali.
Mungkin karena panas kami jadi kurang
nyaman ketika di sana. Tapi begitu melihat pemandangannya yang aduhai, wah
hilang sudah kekecewaan yang sedari tadi mengikuti kami. Tebing dan batu-batu
karang yang kokoh, laut yang hijau-biru, pura-pura dan candi budhis yang
terkesan gimana gitu. Jadi saat tiba di sana posisi kami adalah di ketinggian.
Untuk ke pantainya kita harus turun tebing melewati tangga buatan yang aman
untuk dilewati. Namun karena saya sedang hamil, suami saya tidak mengizinkan
saya untuk turun ke bawah, cukup berfoto di atas. Hehe..
Untuk tempat makan, MCK, dan musala semua
sudah ada juga di sini. Meskipun ramai, Pantai ngobaran masih asik dinikmati.
Toh ramainya nggak seperti di Pantai Indrayanti. Dan, Ngobaran menjadi pantai
terakhir yang kami kunjungi di Gunung Kidul.
Selanjutnya kami kembali ke Jogja,
main-main sebentar dan belanja, dilanjutkan dengan pulang ke Surabaya. Terima
kasih kepada semua teman seperjalananku, Mas Arief suami yang perhatian, Mas
Gatot driver yang oke, mba Agnes navigator yang rela begadang, Mba Heni, Mba
Ida, dan pacaranya Mba Ida yang rela ngalah tempat duduk demi aku. Makasih ya
semua.
pertama kali aku ke pantai2 di gunung kidul itu sekitar tahun 1998, jaman masih sma... waktu itu diajak ama kakakku yg tinggal di sleman ke pantai baron, drini, krakal, ama kukup.
BalasHapuspantai2 itu masih sepiiii banget, masih jarang pengunjung yg dtg ke sana. tp suasananya jauuuh lebih enak.
tahun 2012 kemaren ke sana lagi, wes ruaaaaaaamee... :)
ya ampuunn 98 kan aku masih umur 9 tahun, mainnya ke kali dekat rumah. mba Dian malah wes kemana-mana.. hihi..
Hapusiya mba sekarang ruamee... sepinya kalo malem thok :D
wahhhh kereennnnnnnnn jadi kangenn ke jogja lagi........
BalasHapuske gunung kidulnya, hehe...
Hapus