Selepas dzuhur saya dan suami berangkat ke Trawas dengan
menggunakan motor lewat Ngoro-Seloliman-Tamiajeng. Niat awal kami adalah survey
lokasi untuk acara outing departemen F&B Surabaya Plaza Hotel. Niat
keduanya adalah jalan-jalan, relaksasi, melihat pemandangan biar debay sehat
(alasan, hehe). Begitu masuk Seloliman udara terasa sejuk sekali, semakin ke
selatan semakin sejuk, apalagi begitu memasuki Kedungudi yang tampaknya baru
diguyur gerimis, uuhh sejuk! Slayer yang menutupi sebagian wajah pun saya buka.
Saya hirup udara segar ini sedalam-dalamnya, berharap semuanya mengalir ke
setiap inci tubuh saya, mengaliri debay, dan memberi dampak kesehatan kepada
saya dan debay.
Sejak di Sumber Brugan gerimisnya pelan-pelan berubah menjadi
hujan. Dan begitu tiba di Tamiajeng kami disambut hujan deras. Mas Arief pun
mengikuti arahan saya menuju ke Warung Mak Ti sebelum air hujan membasahi kami
lebih banyak (bahaya kalau sampai flu). Warung ini sudah lama menjadi legenda
dan menjadi sahabat para pendaki yang akan mendaki ke Gunung Penanggungan.
Selain cita rasa makanannya yang nikmat, harganya pun bersahabat. Saya memesan
nasi rawon plus the hangat sedangkan mas Arief memesan nasi campur plus kopi.
Ah, terasa sekali nikmatnya rawon hangat itu di kala hujan, di kaki gunung yang
sejuk, bersama suami yang baik hati. Saat hujan, Gunung Penanggungan dan
Arjuno-Welirang semuanya tertutup kabut, tapi begitu hujan reda semua kabut
tersingkap dan tampaklah pemandangan gunung yang menakjubkan, jelas, bebas dari
awan, dan berwarna sangat cerah. Subhanallah….
Tidak disangka ternyata Pak Hadi Sidomulyo dan Pak Kusworo
Rahadyan sedang berada di UTC untuk melanjutkan projek Penanggungan
Archeological Trail. Kami pun mampir dan terlibat obrolan hangat serta
mendengarkan cerita-cerita menarik tentang penemuan-penemuan candi di
punggungan Penanggungan sisi lain, plus dipamerin foto-fotonya. Berhubung hujan
dan sudah nyaman di UTC, kami pun tidak jadi survey ke lokasi wisata/ tempat
makan. Hehe.. Kami di sini sampai selepas magrib.
Urusan survey dianggap beres. Pokoknya, ini jalan-jalan edisi
iseng. Menikmati hijaunya kaki Gunung Penanggungan, menikmati segarnya,
dinginnya, juga udara segarnya.
Terima kasih mas Arief, sudah mau mengajak istrimu yang sedang
hamil 5,5 bulan ini jalan-jalan, meskipun begitu sampai rumah terasa banget
pegalnya. Hihi.. Aku ikhlas wes meskipun ga jadi diajak kemping ceria. ^_^
foto pertama yang lampu2 itu di tamiajeng sebelah mana mbak?
BalasHapusitu di depan cottage punya Ubaya, hehehe...
HapusEh Rul... kisah Mak Ti dan warungnya yang legendaris itu menarik loh kalau dikirim ke Love Journey 2: Mengeja Seribu Wajah Indonesia.. :)
BalasHapusada hal lain yg pingin kutulis.. cuman kok susah yaa, :'(
Hapuswah jadi ingat punya project film dokumenter tentang candi2 di penanggungan 10 tahun ngga kelar2 hehe
BalasHapusfearfactor
ayo dong dikelarinn... Bekel belum tuntas tho.. :p
Hapuspiye kabare mas? lama ga jumpa
Baek baeek. Haha maklum aku suka keluyuran sendiri jd jarang ketemu ama cah cah gunung lainnya :D
HapusLhuu malah bekel yg duluan aku explore n film pendeknya dah jadi sejak dulu. Sama film pendek candi belahan, ama jolotundo. Yg belum jadi versi komplitnya :D
sudah semua yang Bekel? candi buyung? kan banyak tuh yang ga di jalur...
Hapuspancen uedaann kok sampean iki..
Ayo lanjutkan.. main2lah kesiniii
Haa main kemana dik??
HapusPerasaan semua sudah aku explore termasuk beberapa situs tersembunyi yg insyaallah hanya beta saja yg tau hehehe... Yang susah ya nyusun teks narasinya. Sejauh ini yang data historisnya lumayan lengkap dan jelas ya cuman candi Jolotundo, Kendali Sodo, Belahan ama Watonmas Jedong. Candi2 lain datanya masih gaje n tidak bisa dipertanggungjawabkan :P
ya maen ke rumahku... silaturahmi, hehe.. aku mblendung sekarang, hamil mau 7 bulan :D
Hapusminta doanya yo mas...
kapan2 aku mau dong lihat film dokumenternya
Sumber Brugan ada situsnya?
BalasHapus