16 Juni 2013

UPDATE JULI 2016 - [JUAL] Jaket The North Face (TNF) Hyvent, Triclimate, Berghaus, Polar, Jack Wolfskin, dll.

Update: 12 Juli 2016



Update stock dagangan saya ada di sini ya: http://facebook.com/KosongTigasatuAdvStore kasih jempolnya jangan lupa. 

Cara Pemesanan:
Sms/whatsapp: 081234908773
Pin BB 5504a961
Yg ragu2 mau transaksi bisa lewat bukalapak/tokopedia atau langsung datang ke toko KOSONG TIGASATU ADV STORE
Jalan raya sidokerto no 45 rt 2 rw 2, Buduran, Sidoarjo
(500 m belakang museum mpu tantular Sidoarjo) - google map ketik aja Kosong Tigasatu
Buka pukul 13.00 - 21.00 WIB

Beberapa barang yang 031AdvStore jual (dan selalu diupdate di fb): Celana panjang outdoor makalucelana panjang outdoor iguana aquatrail snowproofcelana panjang karrimorjaket gunung outdoor jack wolfskin originaljaket gunung The North Face (TNF) hyvent deuces triclimatejaket gunung The North Face (TNF) cirrusjaket gunung The North Face (TNF) get down bulu angsajaket gunung The North Face (TNF) men triclimatejaket gunung The North Face (TNF) goretex paclitejaket gunung The North Face (TNF) women triclimatejaket gunung The North Face (TNF) mountain viewjaket gunung The North Face (TNF) mountain light triclimate goretexjaket gunung berghaus arisdale goretexjacket gunung berghaus suilven goretex, jacket gunung berghaus fast track AQ2 materialjacket gunung bfl hiporacelana outdoor berghaus waterproofkompor lapangan portable gas mate kovarcooking set (nesting) praktistopi jack wolfskinsarung tangan The North Face (TNF)base layer BFL OutdoorSepatu Columbiasepatu sandal adidascelana outdoor bfl,celana outdoor mountain equipment, dll.

Update yg ready stock ya gan..
KHUSUS YANG BRAND LUAR & ORIGINAL

1. Jaket The Nortf Face (TNF) Mountain Light Triclimate Goretex 
Ukuran XL men eu k-k 65 cm (setara size XXL asia)
warna hitam
material Goretex
breathable
Outer only
Double zip (support inner)


2. Jaket The North Face (TNF) Resolve Women
material hyvent waterproof breathable
warna hitam
size M eu

3. Jaket Berghaus Ignite Hoodie
Size 10 (setara M atau L asia)
unisex
warna kuning
material luar pertex microlight yakni semi waterproof tapi lentur
material dalam primaloft one, yakni bulu angsa sintetis yang super hangat tapi memiliki bobot yang sangat ringan
packing kecil
hangat


4. Jaket Salewa Ladura-dura
size L us

5. Jaket Salewa Toble
Hijau Size L us
Merah size L dan XL us
6. Jaket salewa vesuvian women polarlite & vest salewa
Warna biru
Size S


7. Jaket TNF Vortex Boys Triclimate Jacket
Size XL kids setara M asia k-k 54 cm
warna hitam
outer only
double zip

8. Jaket Mountai Equipment
waterproof
breathable
windproof

10 Juni 2013

Jalur Kedungudi: Jalur Pendakian Penanggungan Penuh Candi


Yang banyak diketahui pendaki (termasuk saya) ialah bahwa untuk mendaki Gunung Penanggungan hanya bisa lewat jalur Jolotundo (barat), Tamiajeng (selatan), Ngoro (utara), dan Wonosunyo (timur). Kali ini saya ingin sedikit bercerita kalau ada jalur lain untuk menuju atau pulang dari puncak dan terdapat banyak candi di jalur tersebut. Sebutlah jalur itu jalur Kedungudi. Dinamai demikian karena jalur tersebut berakhir di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Mojokerto.

Saya sendiri baru sekali lewat sana. Itu pun bukan naik, tapi turun dari puncak, dan dalam rangka pencarian&pendataan ulang candi-candi bersama tim Penanggungan Archeological Trail 2012.
Singkatnya, waktu itu saya sudah bermalam di puncak Gunung Penanggungan. Saya naik lewat jalur Tamiajeng (selatan) dan membutuhkan empat jam perjalanan untuk tiba di puncak. Dan kami akan turun melalui jalur Kedungudi. Jalur tersebut ada di sisi barat daya puncak. Dari puncak utama (selatan) kita berjalan ke arah barat lalu mengikuti setapak yg arahnya agak serong ke kiri. Ah, saya bingung menjelaskannya karena memang jalur ini jarang sekali dilewati dan tidak ada penunjuk arah. Nanti arah turunnya itu sejajar dengan jalur Jolotundo, hanya beda punggungan dan beda tujuan akhir.

Vegetasinya pun sama dengan jalur jolotundo, yakni berupa rumputan, alang-alang, dan kaliandra. Medan juga sama terjalnya (setidaknya itu menurut saya). Yang membuatnya istimewa ialah sejak dari atas hingga ke bawah akan kita temui situs purbakala baik berupa goa maupun candi meskipun kondisinya sudah tidak terlalu bagus. Dan dari atas kita sudah bisa melihat posisi candi-candi tersebut.
Goa dan candi yang bisa kita temui akan saya sebutkan di bawah ini. Seperti biasa, saya tidak akan memberikan keterangan apapun mengenai candi seperti sejarah atau kapan dibuatnya. Kalau ditulis berdasarkan buku, bisa panjang sekali. Hehe…

Goa Widodaren
Goa ini menghadap ke barat. Mungkin jika musim angin datang dari timur tempat ini cocok dipakai untuk kemping. Tapi ya tetap harus menggunakan tenda.

 Goa Butul
Goa ini bagaikan oase di padang pasir. Hehe.. Posisinya ada di bawah tanah/ jalur yang kita lewati. Sejuk sekali berada di dalamnya setelah kita berpanas-panas ria di sepanjang jalur.

 Candi Kama I
Posisinya kira-kira 15 meter di kanan jalur, tertutup kaliandra dan semak. Jadi tidak begitu terlihat.

 Candi Wisnu
Posisinya masih satu punggungan dengan candi sebelumnya.

 Candi Tanpa Nama
Masih berada satu punggungan dengan candi-candi sebelumnya. Hanya saja sudah tidak berbentuk, hanya serakan batu candi dan pecahan terakota.

 Candi Guru
Inilah penampakannya baik dari atas maupun bawah.


Candi Siwa


Candi Lurah
 Masih lumayan bagus ya candinya...


Candi Carik
Hati saya begitu riang begitu tiba di area Candi Carik. Bukan karena candinya, tapi karena pesta buah. Ada buah semacam arbei yang sedang berbuah banyak sekali dan ranum-ranum. Ahhh nikmat!

Candi Naga II
Lelah, kehabisan air, kepanasan, tidak tertarik, itu yang saya rasakan. Bagaimana tidak, untuk menuju candi ini kita harus turun dulu dari lokasi Candi Carik (entah berapa meter saya lupa) lalu menembus semak dan kaliandra lebat ke arah selatan (kiri) lalu mendaki lagi sejauh turunan tadi.

Setelah Candi Naga II, jalur mulai datar dan mengarah ke Desa Kedungudi. Tidak ada pos pendakian di sana. Waktu itu kami hanya mampir di warung untuk membeli minum. Untuk transportasi kembali ke Tamiajeng pun kami dijemput mobil.
Note: Maaf yang saya pasang adalah foto narsis. Sengaja. Hehe..

09 Juni 2013

Jelajah Candi di Gunung Gajahmungkur


Bentuk Gajah Gunung Gajahmungkur
Yang saya maksud dengan Gunung Gajahmungkur di sini bukanlah Gunung Gajahmungkur yang terletak di Jawa Tengah. Gunung Gajahmungkur yang saya maksud terletak di Jawa Timur, tepatnya di sisi utara Gunung Penanggungan, Ngoro, Mojokerto. Gunung ini berketinggian 1.084 mdpl dan masih satu kluster dengan Gunung Penanggungan. Bila dilihat dari sisi lain, misalnya Jl. Raya Pandaan atau Seloliman akan tampak sebuah bukit besar berbentuk gajah dengan kepala dan tubuh yang menghadap ke puncak Gunung Penanggungan dan “memungkuri” (membelakangi) kita.
Apa yang menarik? Banyak! Tidak hanya memiliki pemandangan yang indah, Gajahmungkur juga memiliki peninggalan sejarah/ purbakala berupa candi-candi yang menyebar di segala sisinya. Candi-candi ini dalam perlindungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur. Untuk candi-candi di area ini ada sekitar enam orang penjaga candi. Mereka adalah warga desa Kunjorowesi yang diangkat menjadi PNS dan bertugas untuk menjaga candi dari tangan-tangan usil pencuri, pengecekan rutin candi, membersihkan candi, melakukan penanaman bunga-bunga di sekitar candi, dsb. Salah satu penjaga candi yang sangat saya ingat ialah Pak Nimun. Dengan beliaulah kami mengeksplor candi-candi tersebut.
Waktu itu kira-kira awal September 2012. Kami berkunjung ke sana. Ada beberapa candi yang bisa kami temui dan akan saya sebutkan satu persatu di bawah. Tapi saya tidak akan menjelaskan tentang detail candi ataupun sejarahnya karena belum bisa diketahui secara pasti. Hanya saja candi-candi ini diperkirakan ada sejak akhir zaman Majapahit.

Candi Kerajaan
Candi yang reliefnya masih sangat indah. Namun, susunannya sudah tidak teratur karena ketika ditemukan, candi ini sudah berupa reruntuhan dan tertimbun tanah (kemungkinan bekas longsor). Yang menarik sebelum tiba di candi ini ialah kami melewati tangga dari batu yang ternyata adalah bekas susunan tangga dari masa lampau.




Candi Dharmawangsa
Susunan batu dan reliefnya juga sudah tidak beraturan. Entah bentuk aslinya seperti apa. Di sebelah kanan candi harusnya kita bisa melihat puncak Penanggungan. Hanya saja saat itu sedang tertutup kabut.



Candi Gajah
Dari puncak Gajahmungkur kami diajak potong kompas alias “mbrasak” (hehe) semak dan ranting untuk turun ke lokasi candi. Candinya bagus, bentuk gajah. Sayangnya sudah dicemari tangan usil pencuri. Huh!


Candi Wayang
Dari Candi Gajah kami turun ke Candi Wayang. Letaknya di lembah antara Gajahmungkur dan Penanggungan. Bentuknya seperti dinding dengan relief-relief yang indah, meskipun sudah ada pencuri dungu yang mencongkelnya. Huh!


Candi Kama IV
Letaknya di sebuah ceruk tebing yang tak begitu dalam. Lalu bagian depannya ditutupi dengan susunan batu gilang. Bagian dalamnya terbilang sempit. Pemandangan dari tempat ini bagus juga.



Candi Griya
Entah bentuk aslinya nya seperti apa. Yang pasti kini ia hanya berupa tumpukan batu-batu gilang kemudian dipagari tanaman.


Makam Mbah Lipah
Bentuknya berupa makam yang ditutup dengan kain putih. Entah siapa Mbah Lipah itu.



Situs Watu Jolang
Ada mitos yang mengatakan bahwa kalau gajah-gajah yang di Candi gajah itu haus, mereka akan mendatangi tempat ini untuk minum. Bentuknya memang seperti tempat air yang saat ini sudah ditutupi batu lain.