28 Mei 2009

TRUST HIS HEART

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka.

Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk didewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut di bawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya kedalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti Ia setia, Ia mengasihi kita, dan Ia selalu berjaga-jaga bagi kita


God is Too wise to be mistaken.
God is too good to be unkind
So,
When you don't understand And
When you can't see His plan And
When you can't trace His hand
TRUST HIS HEART

Mengatasi Gangguan Binatang

a. Nyamuk
Obat nyamuk, autan, dll
ombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk. Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk.

b. Laron
Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Lebah
Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
Jangan dipijit-pijit
Tempelkan pecahan genting panas di atas luka.

d. Lintah
Teteskan air tembakau pada lintahnya
Taburkan garam di atas lintahnya
Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
Taburkan abu rokok di atas lintahnya.

e. Semut
Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
Letakkan cabe merah pada jalan semut
Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut.

f. Kalajengking dan lipan
Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan.

25 Mei 2009

JAMBORE JEJAK PETUALANG 3

it’s all about the Nature
it’s all about Adventure …
it’s all about You……


JAMBORE JEJAK PETUALANG 3

Sabtu - Minggu, 8 – 9 Agustus 2009
Bumi Perkemahan Ranca Upas, Jl. Babakan Jampang – Cibuni, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat


… Lebih dari Seribu orang Petualang Indonesia berkumpul, bercanda dan berkegiatan bersama untuk memupuk tali persaudaraan, peduli dan menghijaukan Bumi Nusantara..…..

Mountain Bike, Fun Orienteering,
Trekking (Snake Handling, Survival, Obat Alam, Intepretasi Hutan, Fotografi Alam, Jurnalistik Alam), Malam Jejak Petualang, Adopsi Pohon dan Penghijauan, Global Development Village bertema "Bumi Indonesia" , serta Fun Games dengan beragam lomba.....

Persyaratan Peserta :
1. Usia minimal 15 tahun (fotocopy KTP atau kartu pelajar)
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Mengisi form biodata peserta
4. Membentuk tim yang terdiri dari 3 orang tim
5. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 300.000,00 /tim
6. Sanggup menaati tata tertib Jambore Jejak Petualang 3


Fasilitas per orang peserta
1. Kaos kegiatan
2. Gelang Peserta
3. Tanda Peserta
4. Satu kali Snack dan air mineral saat daftar ulang
5. Satu bibit pohon adopsi (jenis bibit telah ditentukan)
6. Biaya masuk lokasi kegiatan
7. Peralatan umum kegiatan
8. Kapling tapak kemah + pemandian air panas
9. Transportasi droping saat pulang dari Ranca Upas ke Kota Bandung

Catatan :
1. Perlengkapan perkemahan dan sarana pendukung perkemahan disediakan sendiri oleh tim peserta
2. Biaya pendaftaran tidak termasuk makan/logistik selama kegiatan
3. Biaya tidak termasuk transportasi keberangkatan dari tempat tinggal ke lokasi di bumi perkemahan Ranca Upas, Ciwidey


PENDAFTARAN peserta akan segera dibuka ….

Nantikan informasi berikutnya di www.jambore.jejakpetualang.org atau milist jejakpetualang@yahoogroups.com

email panitia : info@jejakpetualang.org

Organized by :
member milist jejakpetualang@yahoogroups.com
Jejak Petualang Community (www.jejakpetualang.multiply.com)


Panitia Jambore JP3
Ketua (Campchief),

aji rachmat

Nuansa Ular VI (Bag. I)































"Ular?? Malas ah! Serem. Tau-tau ntar digigit, kena bisa terus mati," kata seseorang ketika kuajak ke Malang untuk mengikuti workshop Nuansa Ular oleh SIOUX (lembaga studi ular Indonesia) yang bekerjasama dengan PT.Otsuka dan Jpers Jatim. Harus dimaklumi bahwa persepsi setiap orang tentang ular berbeda-beda. Ada yang berpersepsi positif, tapi tidak jarang juga yang berpersepsi negatif. Sebagian besar menganggap ular itu menakutkan. Perlu dijauhi dan kalau perlu dibunuh apabila mereka mendekat.

Hal inilah yang ingin diluruskan oleh teman-teman SIOUX. Karena itu diadakanlah Nuansa Ular VI di Malang, Sabtu, 9 Mei 2009. Acara tersebut berupa workshop yang diisi materi kelas dan juga praktek lapangan. Pematerinya adalah instruktur SIOUX dan muscle SIOUX yang sudah berpengalaman dalam masalah yang berhubungan dengan ular. Acara tersebut bertempat di Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang. Pagi itu panitia sempat terkejut mendapati bahwa peserta Nuansa Ular melebihi target yang diharapkan. Dari 75 target, ternyata peserta yang daftar hingga 85. Makalah yang sudah disiapkan harus diperbanyak lagi. Namun ini bukanlah sebuah musibah. Justru dengan begini tujuan SIOUX akan dapat diterima masyarakat luas dengan cepat.

















Acara tersebut dimulai sekitar pukul 09.15 WIB. Langsung materi oleh Mz Aji dan muscle yang lain. Peserta workshop nampaknya sangat tertarik dengan penjelasan-penjelasan mengenai ular. Mereka antusias mendengarkan dan juga bertanya. Suasanan di ruangan itupun tidak kaku. Tidak jarang derai tawa muncul ketika pemateri mengatakan sesuatu yang lucu. Apalagi ditambah dengan adanya hadiah-hadiah bagi mereka yang aktif berpartisipasi dalam bentuk tanya jawab pertanyaan. Menjelang dhuhur waktu ishoma pun tiba. Peserta diberi fasilitas makan dan minum gratis (kan udah bayar di muka :p). Banyak peserta yang mengerubungi beberapa ular yang dipajang di luar ruangan. Mereka tertarik untuk bertanya dan juga foto-foto dengan ular-ular lucu tersebut.

Setelah ishoma, worksop pun dilanjutkan. Kali ini bentuknya bukan materi kelas, tetapi praktek lapangan. Tim SIOUX ingin menunjukkan bahwa sesungguhnya ular itu tidak takut garam. SElain itu tim SIOUX juga menunjukkan bebrapa ular mulai dari yang tidak berbisa, berbisa menengah, bahkan sampai yang bisanya tinggi. Ada sebuah peristiwa menarik yang menunjukkan keberanian seseorang dalam hubungannya dengan ular. Seorang mahasiswa peserta workshop asal FKH Unair Surabaya digigit oleh ular piton ketika berusaha menangkapnya. Namun tidak perlu khawatir, tim SIOUX akan sigap menghadapi hal-hal yang berhubungan dengan ular.






















Acara ini berakhir setelah Ashar. Semuanya nampak senang telah mendapatkan ilmu yang baru, dan diharapkan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. pikiran negatif tantang ular perlu ditepis, yang penting punya ilmunya semua akan beres, insya Allah. Mba Riri yang sedari tadi sibuk membuat sertifikatpun nampaknya lega. Acara hari itu selesai dengan sekses sembari melebarkan harapan untuk melindungi ular. Jangan Bunuh Ular!!

06 Mei 2009

Nobar di Ranupani

TNBTS, 2 dan 3 Mei 2009






Sore itu setelah Ashar Pak Khobir selaku kepsek SMAN 4 Probolinggo melepas kepergian kami ber-14 ( PA SMAN 4, JPers Sby, dan 2 guru pembina PA) ke desa Ranupani di kaki Gunung Semeru untuk melaksanakan agenda kegiatan “Nobar Laskar Pelangi” yang digagas oleh teman-teman PALAPA (Penggiat Alam SMAN 4). Waktu pemberangkatan ini ngaret satu jam dari jadwal semula. Dan hal ini berdampak pada waktu tempuh kami menuju ke sana.


Karena kurang terbiasa dengan medan jalan naik turun dan menikung di sepanjang perjalanan agaknya perjalanan jadi lebih lambat. Mungkin juga ada faktor dari kendaraan yang tidak bisa diajak kompromi. Apagi ketika kami memasuki kawasan lautan pasir Bromo. Nampaknya teman-teman semakin kesusahan. Tidak jarang si driver menyuruh penumpangnya untuk turun dan berjalan kaki. Namun, tidan begitu dengan aku yang dibonceng mz Hero dengan motor warna-warninya. Dia melesat cepat seolah driver handal dan nampaknya Mz Hero sangat menikmatinya. Aku?? Ya… aku tak bisa bohong kalau agak takut juga dengan cara menyetir mz Hero yang ngebut dan meliuk-liuk. Dan aku hanya bisa pasrah. Namun jujur aku menikmati juga sensasi menyenangkan dan menegangkan itu.

Menjelang Isya kami baru tiba di desa Ranupani, rumah Bu Nunuk tepatnya. Setelah shalat teman-teman PALAPA langsung mempersiapakan peralatan yang dibutuhkan untuk acara nobar tersebut di balai desa setempat, tepatnya di belakang Rumba (Rumah Baca). Aku, Mz Hero, dan Mz Dhoi masih asik menghangatkan diri di rumah Bu Nunuk. Setelah acara dimulai barulah kami ke sana dengan berbekal sleeping bag, maklum udara sangat dingin.


Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB. Agaknya terlalu malam memutar film yang berdurasi dua jam di desa yang udaranya sangat dingin tersebut. Awalnya balai desa tersebut dipenuhi warga mulai dari yang kecil, pemuda-pemudi, hingga yang tua-tua. Mereka begitu antusias melihat film Laskar Pelangi tersebut walau udara dingin begitu menusuk. Kadang mereka tertawa, kadang ada sepi, kadang juga ada suara rengekan anak kecil yang mengantuk. Di atas pukul 21.00 WIB satu persatu warga mulai berjalan pulang. Maklumlah hari sudah malam dan mereka harus beristirahat. Kebiasaan di desa tidak sama dengan kebiasaan di kota yang warganya bisa nonton film atau kelayapan hingga larut malam. Hingga film tersebut berakhir terhitung masih ada sekitar 17-an warga yang masih bertahan. Harapan PALAPA, khususnya, dan harapan kami, umumnya, semoga acara ini bisa menambah semangat belajar anak-anak Ranupani, dan semangat untuk terus melanjutkan pendidikan seperti tokoh Lintang yang selalu bersemangat pergi ke sekolah walau rumahnya sangat jauh dan jarak itu ditempuhnya dengan bersepeda melewati berbagai halangan.

Dan malam itu kami terlelap dalam sleepeing bag masing-masing. Zz..zzZzz….!

Esok paginya kami ber-11 berjalan-jalan ke danau/ Ranupani dan Ranu Regulo. Waktu ke Ranu Regulo kami tak melewati jalan biasanya. Jadi kami mengambil arah menaiki bukit dan akhirnya agak nyasar-nyasar dikit. Namun untungnya pemandangan yang kami dapat begitu indah. Jadi lumayanlah untuk mengobati lelah kami. Setelah di atas bukit ternyata tidak ada jalan turun ke arah danau. Dengan nekat karena kami tidak mau "balik kucing" kami menuruni bukit itu ke arah danau sambil sedikit "nyasak-nyasak". Padahal waktu itu aku memakai rok yang tidak longgar! Susahnya melewati semak-semak kala itu. namun bersyukur kami semua menikmati perjalanan itu, hitung-hitung olahraga jelajah alam.





Setibanya di Ranu Regulo kami langsung foto-foto. Termasuk foto khusus JPers. Tidak kuduga Mba Devim dan Mz Doi begitu jahilnya langsung menarikku dan menceburkanku ke danau tersebut. Terjadi adegan tarik menarik di antara kami. Teman-teman dan guru SMAN 4 hanya melihat dan tertawa. Sesekali mereka mengambil gambar kegilaan kami. Jadi deh mereka menjahili aku dan menceburkanku sebanyak tiga kali di danau tersebut.
Setelah dari Ranu Regulo kami beranjak kembali ke rumah bu Nunuk. Berharap sampai di sana aku segera berganti pakaian dan makan pagi dengan nasi hangat. Badanku sudah kedinginan gara-gara ulah mereka. Namun tidaku kusangka, ketika aku tiba di depan balai desa Ranupani Mz Hero datang dan langsung menarikku ke danau Pani (Ranupani). Aku meronta-ronta sekuatnya, tapi Mz Doi dan Mba Devim malah membantu Mz hero menjahiliku lagi. Hikkkss.... dua kali diceburin di Ranupani. Total pagi itu aku mandi di danau sebanyak lima kali. Dingiiinnnn....!!! Tak rela dengan perlakuan Mz Hero aku, Mba Devim dan Mz Doi mengambil lumpur dan mengotori Mz Hero yang kayaknya juga belum mandi.





Sekitar pukul 11 siang kami pamitan pulang kepada Bu Nunuk dan Pak Ingot. Kalau kemarin kami berangkat lewat Bromo kali ini kami pulang lewat Senduro, Lumajang sembari menikmati lebatnya hutan dan pohonan tinggi yang berkanopi-kanopi. Saat itu aku ngantuk sekali.... Tak lama kemudian aku tertidur. ZZ...zzzZZ..ZZ...!