"pendaki gunung sahabat alam sejati
jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memproklamirkan dirimu pencinta alam
namun maknanya belum kau miliki"
(Pencinta Alam-Rita Rubi H.)
Cuplikan lirik lagu di atas nampaknya sudah merupakan gambaran umum penggiat alam bebas atau pendaki di Indonesia. Pendaki, yang pada umumnya lahir dari komunitas atau organisasi pencinta alam kini jumlahnya semakin banyak, yaitu di sekolah-sekolah menengah, di universitas, di kampung, di instansi-instansi, perusahaan, bahkan komunitas dunia maya melalui internet. Tidak tanggung-tanggung sekarang hampir setiap akhir pekan gunung-gunung menjadi tujuan mereka. Mulai dari pendakian solo, duo, trio, bahkan pendakian massal dengan berpuluh-puluh atau beratus-ratus orang. Refreshing setelah seminggu sibuk dengan rutinitas pekerjaan merupakan salah satu alasan. Alasan lain bisa karena ingin berkencan dengan pacar (padahal ga perlu jauh-jauh ke gunung), rindu udara dingin, olahraga, cari pengalaman, berkumpul dengan teman, hingga sampai pada tujuan komersil, yaitu mencari keuntungan. Hampir semua gunung di Indonesia terjamah oleh manusia yang menyebut dirinya pencinta alam atau pendaki. Tak ada gunung yang sepi, hampir hilang mitos mengenai hutan yang angker. Semua karena manusia.
Seorang teman pernah mengirimi saya SMS yang isinya kira-kira mengatakan bahwa justru pendaki adalah perusak alam yang bersembunyi di balik nama pencinta alam. Singkat cerita, dia "gerah" dengan para pendaki. Ulah mereka di gunung tidak mencerminkan diri sebagai pencinta alam. Saya pikir-pikir ada benarnya juga perkataan teman saya. Saya yang juga mempunyai hobi mendaki dan ketertarikan kepada gunung dan keindahannya seringkali menemui sisa-sisa vandalisme liar. Bebatuan besar hitam bisa menjadi warna warni dengan tulisan-tulisan yang pada umumnya menyebut nama diri, nama komunitas, atau sekedar say love buat pacar. Banyak lagi aksi mereka yang merugikan, seperti membuang sampah plastik sembarangan dan mencemari air sumber atau sungai dengan sabun. Apakah mereka bangga dengan sikap seperti itu? Hanya para pelakunya yang tahu.
Samakah pendaki gunung dengan pencinta alam? Apa makna sesungguhnya di balik kata "pendaki" dan "pencinta alam"? Pendaki menurut saya lebih identik dengan mereka-mereka yang suka menapaki tanah-tanah gunung hingga puncak. Dari satu gunung ke gunung lain. Mencari pengalaman bahkan tantangan. Manfaatnya akan berbeda-beda tergantung bagaimana mereka memaknai sebuah pendakian. Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas olagraga outdoor. Kawan-kawannya adalah susur gua, susur pantai, panjat tebing, rafting, diving, terjun payung, dan sebagainya. Sedangkan pencinta alam biasa diidentikkan dengan sebuah komunitas atau organisasi dengan kegiatan-kegiatan lingkungan hidup maupun aktivitas outdoor adventure. Padahal seharusnya semua orang harus menjadi pribadi pencinta alam. Kita semua sama-sama tinggal di bumi, di alam yang telah Tuhan sediakan untuk kita, manusia. Tergabung atau tidaknya kita di komunitas PA bukan menjadi tolak ukur pengabdian kita pada bumi. Pelajar, mahasiswa, guru, tukang becak, menteri, presiden, pendaki, dan sebagainya adalah orang-orang yang WAJIB mencintai alam. Pencinta alam belum tentu seorang pendaki, tapi seorang pendaki HARUS menjadi pencinta alam.
Pendaki-pendaki tercinta, mendakilah dengan santun! Para penikmat alam, nikmatilah alam dengan santun!
SAVE OUR FOREST - SAVE OUR EARTH
Nurul.Aneh
jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memproklamirkan dirimu pencinta alam
namun maknanya belum kau miliki"
(Pencinta Alam-Rita Rubi H.)
Cuplikan lirik lagu di atas nampaknya sudah merupakan gambaran umum penggiat alam bebas atau pendaki di Indonesia. Pendaki, yang pada umumnya lahir dari komunitas atau organisasi pencinta alam kini jumlahnya semakin banyak, yaitu di sekolah-sekolah menengah, di universitas, di kampung, di instansi-instansi, perusahaan, bahkan komunitas dunia maya melalui internet. Tidak tanggung-tanggung sekarang hampir setiap akhir pekan gunung-gunung menjadi tujuan mereka. Mulai dari pendakian solo, duo, trio, bahkan pendakian massal dengan berpuluh-puluh atau beratus-ratus orang. Refreshing setelah seminggu sibuk dengan rutinitas pekerjaan merupakan salah satu alasan. Alasan lain bisa karena ingin berkencan dengan pacar (padahal ga perlu jauh-jauh ke gunung), rindu udara dingin, olahraga, cari pengalaman, berkumpul dengan teman, hingga sampai pada tujuan komersil, yaitu mencari keuntungan. Hampir semua gunung di Indonesia terjamah oleh manusia yang menyebut dirinya pencinta alam atau pendaki. Tak ada gunung yang sepi, hampir hilang mitos mengenai hutan yang angker. Semua karena manusia.
Seorang teman pernah mengirimi saya SMS yang isinya kira-kira mengatakan bahwa justru pendaki adalah perusak alam yang bersembunyi di balik nama pencinta alam. Singkat cerita, dia "gerah" dengan para pendaki. Ulah mereka di gunung tidak mencerminkan diri sebagai pencinta alam. Saya pikir-pikir ada benarnya juga perkataan teman saya. Saya yang juga mempunyai hobi mendaki dan ketertarikan kepada gunung dan keindahannya seringkali menemui sisa-sisa vandalisme liar. Bebatuan besar hitam bisa menjadi warna warni dengan tulisan-tulisan yang pada umumnya menyebut nama diri, nama komunitas, atau sekedar say love buat pacar. Banyak lagi aksi mereka yang merugikan, seperti membuang sampah plastik sembarangan dan mencemari air sumber atau sungai dengan sabun. Apakah mereka bangga dengan sikap seperti itu? Hanya para pelakunya yang tahu.
Samakah pendaki gunung dengan pencinta alam? Apa makna sesungguhnya di balik kata "pendaki" dan "pencinta alam"? Pendaki menurut saya lebih identik dengan mereka-mereka yang suka menapaki tanah-tanah gunung hingga puncak. Dari satu gunung ke gunung lain. Mencari pengalaman bahkan tantangan. Manfaatnya akan berbeda-beda tergantung bagaimana mereka memaknai sebuah pendakian. Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas olagraga outdoor. Kawan-kawannya adalah susur gua, susur pantai, panjat tebing, rafting, diving, terjun payung, dan sebagainya. Sedangkan pencinta alam biasa diidentikkan dengan sebuah komunitas atau organisasi dengan kegiatan-kegiatan lingkungan hidup maupun aktivitas outdoor adventure. Padahal seharusnya semua orang harus menjadi pribadi pencinta alam. Kita semua sama-sama tinggal di bumi, di alam yang telah Tuhan sediakan untuk kita, manusia. Tergabung atau tidaknya kita di komunitas PA bukan menjadi tolak ukur pengabdian kita pada bumi. Pelajar, mahasiswa, guru, tukang becak, menteri, presiden, pendaki, dan sebagainya adalah orang-orang yang WAJIB mencintai alam. Pencinta alam belum tentu seorang pendaki, tapi seorang pendaki HARUS menjadi pencinta alam.
Pendaki-pendaki tercinta, mendakilah dengan santun! Para penikmat alam, nikmatilah alam dengan santun!
SAVE OUR FOREST - SAVE OUR EARTH
Nurul.Aneh