Tidak ada yang lebih indah dari melihat teman kita bahagia. Itulah yang kurasakan kemarin saat berkesempatan menghadiri resepsi pernikahan Mbak Atik dan Mas Bayu di Solo. Awalnya sempat bingung, ikut atau nggak ya, ada beberapa tugas yang harusnya kukerjakan akhir pekan itu. Pada akhirnya aku memilih ikut rombongan Cartenz Surabaya ke Solo dan meninggalkan tugas-tugasku. Tugas bisa ditangguhkan, tapi momen seperti ini kan tidak bisa.
Sabtu hampir tengah malam, kami berangkat berenam. Lagi-lagi aku menjadi satu-satunya manusia tercantik di antara mereka. Ada Mas Trisno, Mas Wahyu, , dan Mas Sony yang sudah kukenal agak lama,lalu Mas Martinus dan Kak Seto yang baru kukenal hari itu. Yang kuingat dari perjalanan malam itu hanyalah toilet pom bensin, rawon tengah malam, dan guncangan tiada henti di dalam mobil.
Pagi itu aku terbangun karena suara musik terdengar sangat keras dari luar toko Cartenz Solo. Kira-kira baru pukul 6 pagi. Aku melongok ke jendela, ada ibu-ibu senam, ada yang bersepeda, ada yang berjalan kaki. Ah, rupanya ada car free day. Setelah cuci muka seadanya aku pun bergabung dengan teman-teman. Senangnya bisa merasakan udara pagi Solo, kota yang mungkin sering kulewati, tapi baru kali ini kusinggahi. Aku, Mas Wahyu, Mas Trisno, dan Mas Jun jalan-jalan sampai lupa waktu. Dan ini mengakibatkan kami tidak bisa ikut menyaksikan akad nikah Mbak Atik dan Mas Bayu. Hiks.. sedihnya..
Syukurlah masih ada resepsi pernikahan yang bisa kuhadiri. Aku bingung dengan tata caranya. Nyuguhin makanan sampai empat kali, mulai dari kue, sayur (ga tau namanya), nasi, dan terakhir es kopyor. Kenyang!! Setelah itu aku ikut berfoto bersama pengantin lalu menunggu sampai acara hampir usai karena Mas-mas ikut mendokumentasikan pernikahan mbak Atik.
Dari sana perjalanan dilanjutkan ke Salatiga. Kami pergi ke wisata Senjoyo (semoga tidak salah sebut). Awalnya kukira aku salah kostum, tapi ternyata saltum membawa berkah. Lumayanlah buat mempermanis fotoku di sana. Di manapun tempatnya, narsis tetap yang utama. Yang paling gila adalah Mas Trisno. Di tengah hujan dan udara yang dingin, ia malah dengan asiknya berenang-renang di kolam, lompat-lompat kayak katak, bahkan keramas dan pakai facial foam. Widiiiwww….. Salut wes!
Malamnya, masih di Salatiga, kami makan malam di rumah saudaranya Mas Martinus. Sudah numpang makan, numpang pipis, numpang tidur pula. Apa nggak kurang ajar? Makasih ya Mas Martinus sekeluarga. Kapan-kapan aku diajak ke sana lagi yaa. Lalu kami lanjut lagi ke Solo. Sambil menunggu tengah malam, kami minum dulu di angkringan, dan nggak lupa hal terpenting dari setiap perjalanan adalah “FOTO”. Makasih buat Mas Ismed yang sudah mau meladeni kenarsisanku.
@Mbak Atik dan Mas Bayu: Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga samara.
@Mas Martinus dan keluarga: Aku pengen makan banyak, tapi perutku mual, hiks :(
@Kak Seto: hiks.. kau selalu memanggilku “elek”. Penganiayaan terhadap kaum minoritas.
@Mas Wahyu: makasih sudah mau menjemput dan mengantarkan aku pulang
@Grup Cartenz: Makasihhh udah ngajak aku ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar