11 Februari 2012

Reuni Kekaisaran JPers Jatim di Malang



Jejak Petualang Ers (JPers) wilayah Jawa Timur kemarin kumpul-kumpul lagi setelah sekian lama hampir tak ada gaungnya. Maklum, semakin tahun usia semakin bertambah, kesibukan juga makin beda, ada juga yang sudah berkeluarga dan pindah kerja ke luar daerah. Ketika ada rencana kumpul, belum tentu semuanya bisa ikut. Dalam momen ini saja, JPers yang ikut hanya delapan orang, yakni Mas Hero, Mas Wahyu, Mas Tovik, Mas Lutfi, Mas Dadank, Mas Arief Belalang, Mbak Desi, dan saya. 
Sebenarnya acara ini tidak terlepas dari kedatangan Mbak Desi, JPers Jatim yang sekarang tinggal di Jerman. Dia memang ingin jalan-jalan ke Malang dan mampir ke rumah Mas Tovik di Batu untuk memetik apel. Dan seperti biasa, tamu akan dijamu dengan penuh suka cita luar biasa dan dibuat sepuas mungkin agar kenangannya terus melekat. Ini sudah menjadi ciri khas JPers Jatim.
Siang hari pukul 10.30 mobil mulai melaju dari Sidoarjo ke Malang. Pelan. Macet. Apalagi saat mulai memasuki wilayah Porong (Lumpur Lapindo), mobil semakin merambat lambaattt. Jalur ke arah Malang (sampai Kali Porong) ditutup karena ada perbaikan jalan, sehingga kendaraan dari arah Surabaya diarahkan agar menggunakan jalur yang ke arah Surabaya. Bayangkan, satu ruas jalan yang hanya terdiri dari dua lajur yang cuma muat dua truk harus digunakan dua arah. Semakin pelan saja.
Ketika sampai di Purwodadi, mobil dibelokkan ke pusat oleh-oleh Bakpo Telo. Kami takut akan kehabisan atau mungkin tokonya sudah tutup kalau kami mampirnya malam nanti. Ok, saatnya belanja! Ada bakpia telo, mie telo, ice cream telo, keripik telo, dkk dari telo. Saya sih hanya belanja dua kotak bakpia telo, dua plastik bipang, dan seplastik roti kering. Teman-teman yang lain entah kenapa tiba-tiba membeli jus sayur warna hijau, yang lama-lama rasanya jadi aneh. Kata Mas Hero itu mah jus embek, ijo-ijo. ^_^
Setelah dari sana, barulah kami menuju rumah Mas Tovik. Sepanjang perjalanan kami selalu tertawa, terutama menertawai Mas Wahyu yang diejek terus sama Mas Dadank. Wes, pokoknya hari itu Mas Wahyu jadi primadona karena selalu jadi sasaran.
Hari itu kami tidak hanya makan buah apel di rumah Mas Tovic, tapi kami juga makan soto P. Djari di dekat alun-alun Batu. Meskipun namanya soto Djari, bukan berarti yang disoto itu jari lho, yang disoto tetap daging ayam. Sotonya maknyusss, soto ayam super Lamongan.
Setelah dari sana, berbagai opsi tempat jalan bermunculan mulai seperti jalan-jalan di alun-alun dan makan sate kelinci di Payung, tapi pada akhirnya kami melabuhkan diri di Gunung Banyak. Gunung Banyak biasa digunakan sebagai tempat paralayang. Ternyata di sana sangat ramai orang. Ternyata keindahan pemandangan dari tempat ini cukup membuat orang jatuh cinta.
Selain melihat orang berparalayang (lihat doang, maklum mahal, hiks), kami tak lupa foto-foto berbagai pose. Lucu. Apalagi saat itu sudah sore, suasananya jadi dingin-dingin syahdu gimana gitu. Kabut perlahan-lahan mulai turun, lalu sinar  mentari sore yang lembut membuatnya tampak bergaris-garis (ray of light) cantik. Ada muda-mudi yang menyanyi ramai-ramai, ada yang duduk menikmati pemandangan, ada yang serius memainkan kamera, ah.. alam yang indah memang membuat manusia merasa damai.
Selepas terbenamnya matahari kami pun langsung menuju ke alun-alun Batu. Saya suka dengan tempat ini, walaupun tidak terlalu luas, tapi penataanya bagus dan yang pasti ada larangan merokok (yes!). Di sini lagi-lagi kami berfoto ria, dan tak lupa ngopi-ngopi dan makan sate ayam lontong. Nyamm… nikmat sekali rasanya ngobrol dengan teman lama lalu diselingi minum kopi.
Terakhir sebelum pulang ke Sidoarjo, kami menyempatkan diri makan durian di pinggir jalan. Hanya satu orang yang tidak bahagia hari itu, yakni Mas Wahyu. Baginya, durian sama seperti jamu pahit. Hehe.. Saya pun membawa sebuah durian untuk dimakan di rumah.
Dalam perjalanan pulang, eh Mbak Desi ingin makan bakso. Sudah banyak tempat di Malang kami telusuri, taks atu pun pedagang bakso kami jumpai. Tapi kami akhirnya tetap makan bakso juga di Lawang. Hanya demi bakso yang pentolnya ga seberapa enak itu kami rela memutar balik. Kenyang sekali!
Alhamdulillah, saya dan suami tiba di rumah pukul 2 pagi. Ggggrrr…. zzZZzzZ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar