Meskipun agak terlambat
saya mau mengucapkan, “Selamat tahun baru 2013, semoga di tahun ini kita bisa
menjadi manusia yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Aamiin”.
Saya sedih sekali ketika
membaca, melihat, dan mendengar berita pendaki hilang atau meninggal di gunung
akhir-akhir ini, tepatnya saat liburan akhir tahun kemarin. Duh, bagi orang awam kesannya kegiatan pendakian
jadi menyeramkan begini ya, padahal sebenarnya kegiatan di alam bebas bisa
menjadi sesuatu yang menyenangkan asal dilakukan dengan aman.
Mendaki Gunung |
Berikut saya mau berbagi
tips persiapan mendaki gunung. Mungkin ini tips ala kadarnya dan merupakan versi saya karena
saya juga awam dalam hal ini. Orang-orang yang tergabung di organisasi pecinta alam
atau yang jam terbangnya sudah tinggi mungkin jauh lebih paham dan banyak
ilmunya. Jadi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak mendaki
gunung, apalagi jika Anda adalah pemula yang baru pertama kali mendaki gunung (karena
racun film 5 Cm).
1. Ilmu
Pengetahuan
Ada
banyak hal yang perlu kita pelajari ketika akan mendaki, misalnya manajemen
perjalanan. Manajemen perjalanan biasanya berisi tentang rencana perjalanan
kita berdasarkan objek yang akan kita kunjungi. Untuk itu kita harus kenal dulu
dengan objeknya dan tahu info terbaru. Dengan manajemen itu kita akan bisa
mengira-ngira peralatan apa yang akan kita bawa, makanan apa, seberapa banyak, bagaimana
memanjemennya, butuh guide atau porter nggak, dsb. Ada baiknya manajemen
perjalanan dibuat dengan rinci.
Selain
itu teknik-teknik berjalan sedikit banyak juga perlu diketahui. Waktu itu saya
mendaki ke Gunung Gede via Cibodas, dan di depan saya ada dua orang dengan
teknik berjalan yang berbeda. Satu orang melangkah pendek dan kontinyu, tidak
terburu-buru, ketika saya mengikutinya pun enak. Nafas saya jadi lebih teratur.
Satunya lagi meskipun kuat juga tapi ritme jalannya terlalu cepat dan
langkahnya lebar, tidak sesuai dengan langkah normalnya, akibatnya nafas dia
tersengal-sengal. Waktu saya mengantarkan beberapa wartawan trekking singkat pun
begitu, karena ketidaktahuan akhirnya mereka memaksa tubuh untuk segera sampai
ke tempat tujuan dengan berlari, akibatnya ada yang muntah dan hampir pingsan. Nah,
hal ini perlu untuk diketahui dan dilatih agar kita bisa menikmati perjalanan.
Hal
lain yang musti dipelajari yakni mengenai penyakit yang sering menyerang ketika
kita di gunung (mountain sickness), lalu
perlu juga bagi kita untuk belajar mengenai peralatan pendakian, tanda-tanda
alam, perlindungan diri, survival, teknik packing, dsb. Kalau kita tidak
tergabung ke dalam OPA, tentu kita harus berdayakan diri dengan membaca. Coba tanya ke mbah gugel.
Hihi..
2. Objek
Perjalanan
Yang
saya maksud objek perjalanan di sini ialah gunung yang akan kita daki. Hal-hal
yang perlu kita ketahui yakni mengenai perizinan, kondisi terbaru (keamanan,
cuaca, suhu), informasi jalur dan medan terbaru, serta potensi bahaya.
Lagi-lagi kita bisa bertanya kepada mbah gugel, orang yang berpengalaman, boleh
juga telpon langsung ke pengelola wisatanya. Informasi cuaca dan suhu perlu
kita ketahui agar kita bisa mempersiapkan diri. Dan kondisi keamanan juga
penting, sedang rawan longsorkah, gas beracun, musim badai, dsb. Pokoknya informasi yang diupdate harus yang
terbaru, jangan yang expired.
Hehe..
3. Perlengkapan
dan Peralatan
Sebenarnya
bagian ini masuk ke dalam manajemen perjalanan, tapi saya pisahkan agar lebih
jelas karena biasanya ada orang-orang yang menyepelekan barang-barang tertentu
dengan alasan berat membawanya.
Peralatan Kelompok
Yang
termasuk peralatan kelompok ialah tenda dan peralatan memasak (kompor, gas,
trangia/nesting). Hitung berapa jumlah orang dan berapa kebutuhan akan
peralatan kelompok tersebut. Jangan sampai ada yang nekat tidak membawa tenda
atau dengan cerobohnya enggan membawa peralatan masak. Ya, tapi kalau Anda mau
membawa tenda sendiri (kalau dirasa kuat) itu lebih bagus, banyak kok tenda UL
yang berkapasitas satu atau dua orang dan itu lebih ringan. Oh iya satu lagi
yakni matras. Ini bisa dimasukkan dalam keperluan kelompok bisa juga pribadi,
bergantung kebutuhan. Sekarang matras sudah macam-macam jenisnya.
Peralatan Pribadi
Yang termasuk peralatan
pribadi antara lain:
a. Tas atau keril – Gunakan yang sesuai dengan kebutuhan
pendakian dan pilih tas yang nyaman dipakai. Pelajari juga cara packing yang
benar.
b. Sleeping Bag - Ini perlu dibawa agar Anda bisa tidur
nyenyak dan nyaman saat di gunung.
c. Pakaian dan jaket – Untuk di jalan ada bagusnya
menggunakan pakaian dengan teknologi cepat kering (quick dry/ vapor wick) atau kaos sun protection.
Jangan menggunakan katun karena susah kering. Katun bagus digunakan saat kita
sedang kemping/ tidak dalam perjalanan. Gunakan juga jaket yang sesuai dengan
kondisi gunung yang akan kita daki, umumnya menggunakan jaket polar. Untuk itu kita
perlu belajar layering (pelapisan).
d. Sepatu, sandal, dan aksesorisnya – Ada bagusnya untuk
berjalan kita menggunakan sepatu, sedangkan sandal digunakan ketika kita sedang
berada di sekitar area tenda.
e. Peralatan makan, ibadah, kebersihan diri.
f. Makanan Utama dan Snack – Biasanya untuk makanan utama
telah dirundingkan dalam kelompok dan dibagi cara membawanya. Sesuaikan dengan
kebutuhan pendakian dan lebihkan sedikit untuk hal-hal yang di luar perkiraan.
Oh iya, jangan pernah membiarkan tas Anda tidak berisi makanan dan minuman sama
sekali ya.
g. Penerangan – bisa senter dan lilin
h. Obat-obatan/ P3K
i.
Survival Kit
j. Ponco/ Raincoat
j. Ponco/ Raincoat
h.
Lain-lain – Bisa
berbentuk alat dokumentasi, buku catatan, topi, sarung tangan, kaos kaki
tambahan, trekking pole, kaca mata, slayer, dsb. Sesuai kebutuhan saja.
Peralatan-peralatan di
atas adalah peralatan standar. Para pendaki profesional sekarang sudah
menggunakan alat-alat yang lebih canggih, multifungsi, berteknologi ini itu,
dsb. Ada bagusnya juga kita belajar tentang teknologi untuk pendakian, dan
kalau punya uang kita bisa membelinya juga.
4. Persiapan Fisik
dan Mental
Seseorang
yang akan mendaki gunung sebaiknya membersayakan diri dengan olahraga/ latihan
fisik rutin untuk menghindari cedera saat mendaki gunung, juga meminimalisasi
rasa pegal dan menambah ketahanan tubuh terhadap medan yang berat. Jangan
gara-gara melihat Igor Saykoji bisa sampai di Puncak Semeru di film 5 Cm lalu
Anda begitu yakin bisa ke sana tanpa persiapan fisik yang cukup.
Mental
yang kuat juga harus Anda persiapkan, bagaimana menghadapi situasi di luar
perkiraan, bagaimana mensupport diri ketika lelah (padahal seharusnya Anda
bisa), bagaimana bersikap ketika tujuan kita tidak terpenuhi, bagaimana
menyikapi faktor x di luar kendali kita, bagaimana kita terus bersemangat mendaki
ke Puncak Mahameru (racun film 5 Cm lagi, hihi).
5. Teman
Perjalanan
Kalau
Anda baru pertama kali mendaki gunung, usahakan memilih teman perjalanan yang bisa
membawa dan mengajari Anda memanajemen perjalanan ketika mendaki bersama. Tidak
semua yang sering mendaki gunung bisa membawa kita lho. Sebagai contoh, kasus
pendaki meninggal di Ciremai kemarin. Korban tersebut mendaki untuk pertama
kali, dan sang pembawa ini tidak mengukur kemampuan temannya yang baru mendaki
tersebut. Seperti dikejar setan saja naik-turun tanpa istirahat yang memadai
(ngecamp, misalnya). Akibatnya korban kelelahan dan pingsan.
Pokoknya
kita harus selektif memilih orang yang kita percayai untuk membawa kita, bisa
memanjamen perjalanan kita, bisa menjadi kawan yang baik ketika kita sakit
(misalnya), dan pilih orang yang sudah berpengalaman.
Catatan: Bagi teman-teman yang ingin mendaki gunung, terutama
Semeru karena keracunan film 5 Cm terus berdayakan diri ya. Faktor X
mungkin sulit kita hindari, tapi setidaknya kita meminimalisasi kerugian yang
disebabkan karena faktor manusia (human
error). Selamat belajar mendaki. Selamat mencari pengetahuan yang lebih
banyak. Selamat mengenali Indonesia. ^__^
Makasih gan sudah berbagi ilmunya
BalasHapusmoga bermanfaat dan ilmu bertambah
Aamiin.. makasih sudah berkunjung :)
Hapusane kemarin ke cireme mbak.. pas tahun baru.. iya dsana emg rame bgt.. ada cewe jg banyak.. banyak yg pingsan jg cewek.. dan kalau yg meninggal itu emg dia karna kelelahan ya.. meninggal pas di bawah. (padahal anak stikes kesehatan )
BalasHapusYupz... menurut berita dia meninggal di bawah setelah pingsan dari jam 1 malam sampe jam 11 siang. Dia kelelahan karena naik turunnya dikebut aja padahal dia baru pertama mendaki..
HapusThanks ya ilmuny. Insya Allah besok siang q brangkat ke cireme. :)
BalasHapusya sama-sama.. semoga pendakian ke ciremainya lancar :)
Hapustrimakasih buat ilmunya mbak,, mgg depan untuk pertama kalinya,sy akan mendaki gunung bawakareang di sulawesi selatan.. :)
BalasHapusSama-sama.. ^_^
HapusSemoga menjadi pengalaman pertama yang manis.
Thank mbak, infonya... besok shubuh ane berangkat. doain ya semoga lancar :)
BalasHapusGood luck.. :)
Hapusada rencana muncak gk ni
BalasHapus