23 April 2009

Hari Bumi untuk Siapa??

Tanggal 22 April disebut-sebut sebagai hari bumi. Beragam acara untuk bumi dilakukan. Agenda-agenda bertemakan lingkungan ramai di sekitar tanggal ini. Misalnya saja Organisasi Pecinta Alam (OPA) yang mengadakan bersih sungai, pembagian masker, dan barbagai acara lainnya. DUlu saat saya masih SMA dan ikut OPA, sensasi tanggal 22 April begitu terasa. Di mana saat itu saya merasa menjadi seseorang yang seolah-olah mencintai bumi. Bersama teman-teman sesama anggota PA melaksanakan beragam kegiatan bertemakan lingkungan. Kadang juga kami keblinger sehingga moment hari bumi itu tidak kami isi dengan kegiatan untuk bumi, tapi kegiatan lain seperti mengadakan lomba panjat dinding demi kepentingan kami sendiri.

Kini... ketika saya sudah berada di universitas dan tidak lagi mengikuti kegiatan kepecintaalaman di kampus, sensasi hari bumi itu seolah-olah hilang. Bukan saya lupa, hanya terasa kurang berkesan. Kali ini posisi saya berada di seberang. Saya merasa menjadi orang-orang yang selama ini tak begitu perduli akan ada atau tidaknya hari bumi. Soelah-olah hal itu tak penting!

Sebenarnya hari bumi itu untuk siapa?? Apakah hari bumi hanya untuk orang-orang yang berada dalam naungan organisasi atau komunitas yang bertemakan lingkungan?? Bagaimana dengan kami yang mungkin tidak tahu bahwa tanggal 22 April adalah hari bumi?? Ini yang saya rasakan sejak kemarin. Beberapa SMS masuk mengucapkan selamat hari bumi. Bukannya sombong dengan tidak membalas SMS dari mereka. Tapi apakah dengan saya membalas maupun mengirim SMS mengucap hari bumi akan terjadi perubahan dengan keadaan bumi?? Yang ada hanya habisnya pulsa saya dan uang untuk membeli pulsa. Malah pemborosan!! Maklum, mahasiswa kaum dhuafa (naudzubillah..).

Untuk siapa hari bumi?? mari mengajak orang-orang di sekitar kita untuk lebih peduli pada bumi. Tidak perlu dengan kegiatan-kegiatan besar. Mari sama-sama memulai dengan hal-hal kecil yang sering kita lakukan. Misalnya dengan mengantongi bungkus permen yang permennya sudah masuk ke dalam mulut kita. Meski sampah kecil, tapi apa jadinya bila yang kecil itu dilakukan setiap hari dan dilakukan oleh banyak orang. Survei membuktikan banyak orang yang suka dengan permen (^_^). Juga jangan sering touring ga jelas dengan motor, kita harus hemat energi!! Mari jadikan momen ini sebagai momentum yang memberikan kita semangat untuk senantiasa mencintai bumi yang telah sangat baik untuk kita. Jadikan setiap hari adalah Hari Bumi. Setiap hari berbakti pada BUMI. Save Our Earth ^_^.

15 April 2009

Bayang-bayang
















Lagi-lagi kok Penanggungan sih...
Kenapa bukan gunung yang lain?? Bukannya saya tidak ingin mendaki gunung yang lain yang memiliki kekhasan panorama tersendiri. Namun, sepertinya susah sekali mewujudkan itu. Di satu sisi keinginan itu ada, tapi di sisi lain tentu saja ada yang menghalangi. Saya baru saja mengenal dunia pendakian. Saya begitu menikmatinya sehingga terkadang saya egois mendahulukan keinginan mendaki saya ini. Terkadang saya memaksa agar bisa mendaki ke mana saya ingin mendaki. Ada larangan dari orang tua, saya tetap packing serta merayu-rayu agar diperbolehkan mendaki. Tidak ada dana, pas-pasan pun saya berangkat. Seolah-olah saya harus mengorbankan hal-hal di sekitar saya untuk mendaki.

Kata orang dengan mendaki kita akan semakin menghargai kebesaran Tuhan. Semakin memiliki jiwa santun, kebersamaan yang dalam, dan minimnya sifat egois yang dimiliki. Tapi bagaimana dengan saya? Sudahkah kriteria kebaikan itu melekat di diri saya. Ataukah mendaki itu justru membuat saya semakin menjauh dari-Nya? Semoga saja tidak!
















Jumat siang itu (10 April 2009)saya dan dua orang teman kembali ke gundukan lancip itu. Menapaki tanah-tanah basah yang telah kering menjadi keras dan berdebu. Pepohonan yang jarang di jalur itu tak banyak membantu kami. Alhasil gunung yang biasa saya kunjungi sekitar empat jam dari desa hingga puncak kini kami tempuh hampir enam jam. Berangkat sekitar pukul dua siang, dan kami tiba sekitar pukul 8 malam. Apakah kaki yang tak kuat atau semangat yang melemah. Hanya karena Tuhan sedikit menambah kadar ultraviolet yang masuk ke bumi kami sudah sempoyongan. Bagaimana kelak jika Tuhan berbaik hati menghadiahkan manusia ultraviolet dalam kadar tinggi?
















Gunung ini tidak tinggi, ganya 1656 m dari pemukaan air laut. Keindahan panorama di puncaknya pun tak bisa dibandingkan dengan gunung-gunung lain yang lebih tinggi. Tak ada hamparan awan putih di pagi hari. Tak banyak yang mempesonakan mata rakus ini. Kenapa saya mengatakan rakus? Karena dia memang rakus! Berkali-kali menjelajahi keindahan alam bumi pertiwi tapi tak pernah puas dan selalu minta lagi. Tapi dia jeli, bisa membedakan mana yang indah dan mana yang tidak. Jarang sekali seorang yang mendaki dapat melihat bayangan dari gunung yang ia daki. Tapi berbeda dengan Penanggungan, kala pagi datang dan lentera itu bergerak perlahan ke atas langit, maka bayangan segitiga Penanggungan dapat kita saksikan di sisi barat, melindungi pemukiman dari datangnya terang.

02 April 2009

Aku Benci Hujan Hari Ini

Hujan deras melanda Sidoarjo dan Surabaya hari-hari ini. Petir seolah menyambar kesana kemari. Meledak di atas kepala memekakkan telinga. Mau ke mana-mana mulai siang hingga malam jadi susah. Awan hitam sudah tak sabar menumpahkan beban yang ditanggungnya.

Tepat 1 April 2009 kemarin teman-teman Jpers Surabaya kumpul-kumpul di tempat Hero. Alasannya karena kostannya kedatangan dua tamu Jpers Jakarta yang mau mendaki ke Rinjani. Aku? Seperti biasa, tidak bisa datang karena hujan dan petir menjamah Sidoarjo. Lagipula posisi rumahku paling jauh di tengah-tengah kota Sidoarjo, sedangkan yang lain di Surabaya. Acara pesta blackforest ulang tahun Hero pun malas kudatangi. Aku lebih memilih tidur dan belajar di rumah biar penyakit bodoh ini segera tamat dari hidupku.

Bukan Nurul namaku kalau tak suka kelayapan. Siang ini aku langsung tancap ke kostnya Hero seusai kuliah Sejarah Sastra dengan dosen yang gokil tapi patut untuk disegani. Tiba di kost Hero aku dan teman-teman tak bisa ke mana-mana hanya karena satu alasan. Hujan!

Aku benci hujan hari ini....!