Sabtu, 19 Desember 2009
Pagi di hari kedua saya memaksa Mz untuk menemani saya jalan-jalan ke Ranu Regulo, sekalian saya ingin melihat seberapa ramai peserta napak tilas Gie yang camp bersama di Ranu Regulo. Sambil gemetaran ia menemani saya, tak tega rasanya. Terima kasih ya Mz. ^_^
Selepas bersantap pagi di rumah Bu Nunuk kami sudah siap memulai perjalanan indah ini. Mulai meniti langkah dengan beban di punggung. Lalu nampak seorang bapak tua baru keluar dari rumah sederhana di depan Musholla. Kami saling melempar senyum dan bersalaman. Berkenalan.
”Nurul,” kata saya.
”Don,” jawab beliau.
”Don Hasman ya?” timpal mz Arief dengan nada cepat dan tekanan tertentu.
Akrablah kami bertiga dengan obrolan ringan. Beliau bertanya tentang tujuan kami dan kami jawab dengan jujur hanya akan camp di Kumbolo.
”Sudah, tunda saja besok. Ini acara puncak. Bang Herman lagi di perjalanan,” kata Om Don.
Wah-wah... saya dan Mz saling pandang antara bingung dan tidak percaya. Tapi akhirnya kami tetap disandra Om Don untuk mengikuti acara puncak napak tilas. Dengar-dengar ada Nicholas Saputra dan Mira Lesmana yang sedang jalan-jalan ke Ranu Kumbolo. Bang Herman serta beberapa teman kira-kira seangkatan Om Don di Mapala UI sedang di perjalanan. Saya dan Mz ikut saja kemana Om Don pergi. Pertama-tama beliau mengajak kami ke kemah Ranu Regulo, di sana kami dikenalkan dengan banyak orang yang mungkin sudah saya lupakan nama-namanya. Memang menyenangkan bertemu dengan orang besar, dari setiap gerak-geriknya dapat dijadikan pelajaran. Yang seru lagi saya, Om Don, dan Mz Arief sempat menjadi satu tim dan tanding voli. Ternyata kami menang lho.. Semua gara-gara tangan ajibnya Om Don. Di usianya yang ke-69 staminanya tidak kalah dengan yang muda. Percaya atau tidak jika berjalan sangat cepat dan tidak ngos-ngosan. Orangnya cepat tanggap, terbukti ketika motor salah seorang warga jatuh beliau langsung lari memberi pertolongan. Semua orang disapanya, ternyata beliau sangat supel dan peduli dengan orang lain.
Waktunya makan siang dan Om Don mengajak kami kembali ke rumah Pak Buhari tempat Om Don menginap. Beliau juga mengajak kami menginap di sana. Bersama Mz Fay juga kami berempat menikmati santapan nikmat yang disediakan pemilik rumah. Selepas makan siang di sela-sela gerimis yang membasahai tanah Ranupani kami berempat berjalan lagi hendak ke Ranu Regulo, tapi mampir dulu ke guest house mencari bang Herman. Ternyata bang Herman belum datang, tapi di sana ramai teman-teman Om Don dari mapala UI. Wah ternyata ada bang Maman (Abdurachman) dan beberapa teman lain yang dulu ikut mendaki Mahameru bersama Soe Hok Gie. Asik sekali melihat keceriaan perjumpaan sahabat lama itu. Setelah dikenalkan dengan mereka saya dan Mz hanya menjadi penyimak cerita-cerita mereka yang mungkin sarat makna. Kadang ikut tertawa, ikut berfoto juga. Tapi bukan kamera saya ataupun Mz Arief. Mungkin lain kali saya akan memintanya pada Om Don atau Mz Fay jika mereka sudah pulang dari perjalanan panjang ke Merapi Jatim.
Hari semakin sore, kami cabut ke Ranu Regulo lagi, tentu saja untuk ketiga kalinya di hari ini. Wkwkwkw..... Panitia sibuk dengan persiapan acara puncak. Peserta yang tinggal sebagian ikut membantu. Sempat menunggu-nunggu kapan acara ini dimulai, lalu datanglah sosok yang sudah tidak asing lagi, yaitu bang Herman Lantang. Semua menyambutnya dengan ceria, bersalaman dan berfoto. Om Don yang mungkin sudah lama tidak bertemu dengan bang Herman langsung merangkul dan menggandeng beliau kemanapun. Sebuah persahabatan indah nampak di depan mata saya. Sampai menjelang malam bapak-bapak dan ibu-ibu seangkatan Om Don itu masih melepas rindu. Lalu hujan datang lagi. Berteduh kami bersama-sama. Om Don sangat disiplin, menjelang malam beliau mengajak kami kembali ke Pak Buhari untuk makan malam sebelum acara panjang malam itu. Hihi... tau aja Om perut ini sudah lapar. Wuah... di tengah hujan langkah Om Don semakin cepat saja. Saya sih di belakang aja dengan Mz Fay. Tapi Mz Arief yang bisa mengimbangi langkah Om Don ternyata tidak bisa mengimbangi kestabilan nafas. Mz Arief ngos-ngosan. Hahahaha....
Bersantap malam sambil bercengkerama dan Om Don mengajari kami menghargai pemilik rumah. Kami iuran minimal Rp 15.000.-an maksimal terserah. Tadinya malam ini kami hendak bermalam bersama Om Don, tapi Om Don diajak teman-temannya menginap di Malang. Berkali-kali beliau meminta maaf pada kami karena beliaulah yang mengajak kami menginap bersama, tapi malah beliau yang pergi. Tak masalah bagi kami, Cuma kami masih ingin belajar dari orang hebat seperti beliau.
Lagi, malam itu kami ke Ranu Regulo mengikuti acara puncak. Rasanya mata ini sudah lelah, ingin dipejamkan dalam hangat sleeping bag. Dikuat-kuatinlah! Saat tiba ternyata acara sudah dimulai. Sedang acara talk show dan bedah buku. Saya menjadi penonton setia saja. Malas rasanya mau jeprat-jepret mengambil gambar. Pada acara ini juga diberikan penghargaan kepada pahlawan-pahlawan yang dulu ikut dalam penyelamatan Gie dkk. Dilanjutkan dengan acara musikalisasi puisi. Pukul 9 malam saya dan Mz Arief memutuskan untuk pulang ke Pak Buhari, tentu saja bersamaan dengan Om Don dkk yang hendak meninggalkan Ranupani. Acara belum selesai, Nicholas Saputra belum terlihat batang hidungnya. Hukss... Tak apalah, lebih penting bertemu dan hidup sehari dengan Om Don. Akhirnya sampai juga pada ujung perjumpaan. Sampai jumpa Om Don.. Sampai jumpa Mz Fay....
bersambung...
Pagi di hari kedua saya memaksa Mz untuk menemani saya jalan-jalan ke Ranu Regulo, sekalian saya ingin melihat seberapa ramai peserta napak tilas Gie yang camp bersama di Ranu Regulo. Sambil gemetaran ia menemani saya, tak tega rasanya. Terima kasih ya Mz. ^_^
Selepas bersantap pagi di rumah Bu Nunuk kami sudah siap memulai perjalanan indah ini. Mulai meniti langkah dengan beban di punggung. Lalu nampak seorang bapak tua baru keluar dari rumah sederhana di depan Musholla. Kami saling melempar senyum dan bersalaman. Berkenalan.
”Nurul,” kata saya.
”Don,” jawab beliau.
”Don Hasman ya?” timpal mz Arief dengan nada cepat dan tekanan tertentu.
Akrablah kami bertiga dengan obrolan ringan. Beliau bertanya tentang tujuan kami dan kami jawab dengan jujur hanya akan camp di Kumbolo.
”Sudah, tunda saja besok. Ini acara puncak. Bang Herman lagi di perjalanan,” kata Om Don.
Wah-wah... saya dan Mz saling pandang antara bingung dan tidak percaya. Tapi akhirnya kami tetap disandra Om Don untuk mengikuti acara puncak napak tilas. Dengar-dengar ada Nicholas Saputra dan Mira Lesmana yang sedang jalan-jalan ke Ranu Kumbolo. Bang Herman serta beberapa teman kira-kira seangkatan Om Don di Mapala UI sedang di perjalanan. Saya dan Mz ikut saja kemana Om Don pergi. Pertama-tama beliau mengajak kami ke kemah Ranu Regulo, di sana kami dikenalkan dengan banyak orang yang mungkin sudah saya lupakan nama-namanya. Memang menyenangkan bertemu dengan orang besar, dari setiap gerak-geriknya dapat dijadikan pelajaran. Yang seru lagi saya, Om Don, dan Mz Arief sempat menjadi satu tim dan tanding voli. Ternyata kami menang lho.. Semua gara-gara tangan ajibnya Om Don. Di usianya yang ke-69 staminanya tidak kalah dengan yang muda. Percaya atau tidak jika berjalan sangat cepat dan tidak ngos-ngosan. Orangnya cepat tanggap, terbukti ketika motor salah seorang warga jatuh beliau langsung lari memberi pertolongan. Semua orang disapanya, ternyata beliau sangat supel dan peduli dengan orang lain.
Waktunya makan siang dan Om Don mengajak kami kembali ke rumah Pak Buhari tempat Om Don menginap. Beliau juga mengajak kami menginap di sana. Bersama Mz Fay juga kami berempat menikmati santapan nikmat yang disediakan pemilik rumah. Selepas makan siang di sela-sela gerimis yang membasahai tanah Ranupani kami berempat berjalan lagi hendak ke Ranu Regulo, tapi mampir dulu ke guest house mencari bang Herman. Ternyata bang Herman belum datang, tapi di sana ramai teman-teman Om Don dari mapala UI. Wah ternyata ada bang Maman (Abdurachman) dan beberapa teman lain yang dulu ikut mendaki Mahameru bersama Soe Hok Gie. Asik sekali melihat keceriaan perjumpaan sahabat lama itu. Setelah dikenalkan dengan mereka saya dan Mz hanya menjadi penyimak cerita-cerita mereka yang mungkin sarat makna. Kadang ikut tertawa, ikut berfoto juga. Tapi bukan kamera saya ataupun Mz Arief. Mungkin lain kali saya akan memintanya pada Om Don atau Mz Fay jika mereka sudah pulang dari perjalanan panjang ke Merapi Jatim.
Hari semakin sore, kami cabut ke Ranu Regulo lagi, tentu saja untuk ketiga kalinya di hari ini. Wkwkwkw..... Panitia sibuk dengan persiapan acara puncak. Peserta yang tinggal sebagian ikut membantu. Sempat menunggu-nunggu kapan acara ini dimulai, lalu datanglah sosok yang sudah tidak asing lagi, yaitu bang Herman Lantang. Semua menyambutnya dengan ceria, bersalaman dan berfoto. Om Don yang mungkin sudah lama tidak bertemu dengan bang Herman langsung merangkul dan menggandeng beliau kemanapun. Sebuah persahabatan indah nampak di depan mata saya. Sampai menjelang malam bapak-bapak dan ibu-ibu seangkatan Om Don itu masih melepas rindu. Lalu hujan datang lagi. Berteduh kami bersama-sama. Om Don sangat disiplin, menjelang malam beliau mengajak kami kembali ke Pak Buhari untuk makan malam sebelum acara panjang malam itu. Hihi... tau aja Om perut ini sudah lapar. Wuah... di tengah hujan langkah Om Don semakin cepat saja. Saya sih di belakang aja dengan Mz Fay. Tapi Mz Arief yang bisa mengimbangi langkah Om Don ternyata tidak bisa mengimbangi kestabilan nafas. Mz Arief ngos-ngosan. Hahahaha....
Bersantap malam sambil bercengkerama dan Om Don mengajari kami menghargai pemilik rumah. Kami iuran minimal Rp 15.000.-an maksimal terserah. Tadinya malam ini kami hendak bermalam bersama Om Don, tapi Om Don diajak teman-temannya menginap di Malang. Berkali-kali beliau meminta maaf pada kami karena beliaulah yang mengajak kami menginap bersama, tapi malah beliau yang pergi. Tak masalah bagi kami, Cuma kami masih ingin belajar dari orang hebat seperti beliau.
Lagi, malam itu kami ke Ranu Regulo mengikuti acara puncak. Rasanya mata ini sudah lelah, ingin dipejamkan dalam hangat sleeping bag. Dikuat-kuatinlah! Saat tiba ternyata acara sudah dimulai. Sedang acara talk show dan bedah buku. Saya menjadi penonton setia saja. Malas rasanya mau jeprat-jepret mengambil gambar. Pada acara ini juga diberikan penghargaan kepada pahlawan-pahlawan yang dulu ikut dalam penyelamatan Gie dkk. Dilanjutkan dengan acara musikalisasi puisi. Pukul 9 malam saya dan Mz Arief memutuskan untuk pulang ke Pak Buhari, tentu saja bersamaan dengan Om Don dkk yang hendak meninggalkan Ranupani. Acara belum selesai, Nicholas Saputra belum terlihat batang hidungnya. Hukss... Tak apalah, lebih penting bertemu dan hidup sehari dengan Om Don. Akhirnya sampai juga pada ujung perjumpaan. Sampai jumpa Om Don.. Sampai jumpa Mz Fay....
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar