25 Oktober 2011

Yeaayy… Menulis Lagi


Rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis. Entah itu menulis puisi, catatan perjalanan, opini, serius, ataupun sekadar cuap-cuap tak penting. Saya seperti mati: mati gaya, mati kutu, mati ide, mati kegiatan, mati berpikir. Parah! Kalau manusia sudah tak bisa berpikir, ia tak pantas hidup. Sia-sia. Jadi selama ini saya hidup sia-sia? Sungguh menyedihkan!
Menulis, apapun bentuknya, bagi saya ia seperti vitamin yang menyegarkan dan menyehatkan, terutama untuk akal pikir. Orang yang menulis pasti mau tidak mau akan berpikir, entah berpikir sederhana atau berpikir tingkat tinggi. Dengan menulis saya telah bersedekah untuk otak saya agar ia tak tumpul. Karena itu sekarang saya mau menulis lagi.
Karena sudah beberapa bulan tak menulis, tentu saya kehilangan banyak hal. Jadi sekarang saya hanya akan merangkumnya menjadi satu. Terakhir kali saya memosting undangan pernikahan. Yap, saya seorang istri sekarang. Waktu itu pernikahan saya berjalan dengan lancar, mulai akad nikah, resepsi, sampai ngunduh mantu. Akad dan resepsi dilaksanakan di rumah saya. Sedangkan ngunduh mantu dilaksanakan di kediaman suami di Purworejo. Saya di sana selama seminggu. Selain untuk mengenal keluarganya lebih jauh, saya juga menyempatkan diri jalan-jalan ke Pantai Jatimalang untuk menikmati seafood dan jalan-jalan ke Dieng untuk melihat Dieng Culture Festival 2. Menyenangkan!
Bulan Juli—September saya disibukkan dengan PPL di SMAN 1 Sidoarjo. Saya berkesempatan mengajar dua kelas, yakni kelas X-1 dan X-5. Mereka menyenangkan dan menantang. Selain PPL tentu saja saya juga sibuk belajar masak untuk suami. Bertepatan dengan bulan Ramadan. Sungguh indah. Itu Ramadan kami yang pertama setelah menikah. Kami memupuk pernikahan ini dengan bersama-sama mendekatkan diri kepada Yang Esa. Hampir setiap hari kami berjalan berdua di subuh dan petang menuju rumah-Nya. Romantis!

Tak ada libur panjang di akhir semester ini. Selepas PPL, saya langsung kembali kuliah dan menekuni mata kuliah ini itu. Ada satu mata kuliah yang saya rasa kurang tepat waktunya, yakni PKL. Jurusan mengharuskan kami untuk ber-PKL selama dua bulan di media massa baik cetak maupun elektronik, sedangkan di waktu yang sama kami harus kuliah setiap hari. Mau bagaimana lagi? Ini adalah cara agar cepat lulus. Oya, untuk memenuhi matkul PKL saya dan tim langsung mencari sasaran media: Jawa Pos, Radar Surabaya, Detik Surabaya, dan Nyata. Namun akhirnya kami hanya diterima di Detik Surabaya dan Nyata. Kami pun memilih Detik Surabaya.
Jenuh saya. Sudah sekian lama tidak mengisi baterai jiwa. Saya butuh perjalanan. Sudah hampir dua tahun saya tidak mendaki gunung dan sudah beberapa bulan sejak ACI 2010 dan Wisata Museum di Jakarta saya tidak bepergian jauh. Jiwa saya kering. Saya mau jalan-jalan. Beruntung ada beberapa teman yang juga ingin bepergian. Sampailah kami di Pantai Papuma. Saya berlari-lari, bermain kamera, bermain air, dan berbasah-basah. Puas!
Sekarang apa lagi? Saya sedang mencari rumah kontrak di Surabaya. Mengapa harus di Surabaya? Karena tempat kerja suami di Surabaya, saya kuliah di Surabaya, dan saya juga PKL di Surabaya. Kami berharap bisa menghemat tenaga dan dana dengan tinggal di sana. Sejujurnya kami agak lelah setiap hari berkutat dengan macet di jalan Surabaya—Sidoarjo.
Wah wah, sudah terlalu panjang. Padahal saya masih ingin cerita. Mungkin lain kali ya. Cukup sekian dan terima kasih. Salam lestari! J

Sidoarjo, 25 Oktober 2011, pukul 21.50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar