Sebulan sudah saya magang di detikSurabaya.com. Sebulan sudah saya merasakan suka duka jadi wartawan. Ya, saya memang masih wartawan-wartawanan, bukan wartawan sesungguhnya, tapi rame-rame rasa itu begitu menggoda saya.
Awalnya, ketika baru memulai dan baru kenal dengan kru, rasa canggung tidak bisa saya cegah. Bahkan saya sampai enggan ke kantor karena merasa sungkan. Waktu itu sempat terjadi salah persepsi antara kami dengan redaksi. Kami mengira harus mencari berita sendiri dan harus setor berita. Ternyata, yang sebenarnya, kami tidak boleh keluar kantor kalau tidak ada penugasan. Hal ini karena dikhawatirkan kami meliput berita yang tak layak tayang. Apalagi saya tidak punya latar belakang jurnalistik atau ilmu komuniasi. Saya kuliah dan dididik menjadi guru, mentalnya pun mental guru.
"Kasihan kan sudah capek-capek tapi nggak dimuat," begitu kata Mbak Icha, atasan kami.
Semakin hari saya semakin kenal dengan siapa-siapa yang ada di kantor detikSurabaya. Ya, tidak semua, tapi lumayanlah bisa sedikit akrab dengan mereka. Biasa, saya menggunakan jurus SKSD. Ada Mbak Icha (redaktur yang 'memegang' kami), Pak Budi Sugiharto (Kepala Detik Biro Surabaya), Pak Budi Hartadi (redaktur), Mbak Nila (admin), Mas Sis, Mas Mas Gilang, Mas Zainal, Mbak Norma, dan Mas Rois. Semuanya baik. Saya suka.
DUKA:
- Meliput sendirian adalah kondisi yang kurang begitu saya sukai. Maklum, saya belum kenal siapa-siapa dan belum punya pengalaman menjadi reporter. Ada kalanya saya seperti orang "hahok" bingung bagaimana harus meliput. Ada kalanya saya kesasar karena belum terlalu kenal Surabaya.
- Duka yang kedua adalah duka yang berhubungan dengan kuliah. Sembari magang, saya masih punya kewajiban kuliah setiap hari Selasa s.d. Jumat. Kadangkala tanggung jawab magang sedikit "menyenggol" kepentingan kuliah. Saya juga sempat tidak masuk karena harus ke kantor. Pernah, saya harus kebut-kebutan di jalan untuk mengejar sisa waktu UTS di kampus setelah meliput sebuah berita. Akhirnya saya hanya mengerjakan UTS dalam waktu 15 menit.
- Duka yang ketiga apa ya, mungkin hanya rasa capek karena jaraknya jauh dari rumah. Dan saya harus berkutat dengan tiga tempat, yakni rumah, kampus, dan kantor.
- Duka berikutnya adalah dijuteki narasumber (orang Dinas P...). Hihi saya sudah pernah merasakannya. Begitu tidak nyaman.
SUKA:
- Saya paling suka kalau melihat tulisan dan jepretan saya di web detikSurabaya. Ada rasa puas dan bangga yang mengalir ke dada, jantung, dan darah. Hehe..
- Selain harus berpanas-panasan di Surabaya, sejujurnya saya suka kalau disuruh meliput. hal itu membuat saya lebih cepat hafal dengan jalan di Kota Surabaya.
- Bisa ketemu dan kenalan dengan wartawan senior dari berbagai media. Mendengarkan mereka bercanda dan ikut ngobrol adalah menyenangkan buat saya.
- Dapat makan, hehe... Maklum mahasiswa, paling senang kalau dapat yang gratis.
- Selain itu semua yang terpenting adalah saya bersyukur bisa mendapatkan pengalaman dan teman baru di sini. Mereka seperti Mbak dan Mas saya sendiri. Suatu saat saya akan merindukan mereka kalau sudah tidak magang lagi.
Tinggal satu bulan saya magang di detikSurabaya.com, semoga saya bisa memberikan yang terbaik buat mereka. Aaaamiiin. :)
mbak gak ada info tentang magang di detik lagi tah?
BalasHapus