05 November 2008

In Memoriam Soe Hok Gie dan Idhan Lubis


Beruntung sekali orang-orang yang mampu menggapai puncak Mahameru dan mencumbu pasirnya. Mencapai puncak bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh stamina dan mental yang kuat. Perjalanan jauh dan berat adalah perjuangan. Siapa yang bersabar dan bisa memanage waktu ia yang berhasil. Doa adalah kekuatan lain yang teramat berpengaruh pada setiap perjalanan. Agar perjalanan itu penuh berkah dari Yang Maha Kuasa. Puncak Mahameru… Puncaknya para dewa… Puncak pejuang-pejuang sejati… Puncak yang aku perjuangkan. Dan ini.. memoriam Gie di Puncak. Aku baru benar-benar sadar bahwa ini puncak ketika membaca barisan kalimat dari Sanento Yuliman untuk Gie dan Idhan Lubis. Aku mengagumimu Soe Hok Gie, dan aku senang bisa menggapaimu Mahameru.

Cara memanage waktu pendakian ke puncak Mahameru versi saya (versi setiap orang berbeda, bergantung kemampuan fisiknya, maklum saya jalan pelan sekali) adalah:

  • Camp terakhir di Kalimati, usahakan siang hari sudah tiba di sana dan melakukan aktivitas lainnya seperti mengisi air ke Sumbermani, memasak, dsb. Kenapa bukan Arcapada? Karena menurut saya trek ke Arcapada itu begitu terjal, akan sangat lelah menuju ke sana dengan membawa beban di punggung. Dan lagi saya rasa di Kalimati lebih aman.
  • Biasanya setelah salat Isya tepat waktu (sekitar pkl 7) saya langsung tidur setelah sebelumnya makan dan minum yang anget-anget, misalnya wedang jahe atau Tol*k Ang*n.
  • Pukul 11 malam bangun dan prepare ke puncak.
  • Pukul 12 malam mulai start jalan. Berdoa, menguatkan kaki dan mental, berharap semoga bisa tiba di puncak pagi hari nanti. Alhamdulillah..

2 komentar:

  1. Stop Crime Forest....cintai alam sepenuh hati agar bumi bernafas kembali....salam rimba Indonesia

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah berkunjung.
    Mari cintai hutan Indonesia.
    Salam lestari! :)

    BalasHapus