Padahal baru sehari dia tak di Indonesia aku sudah kangen. Sehari semalam penuh sejak pukul 01.00 WIB 9 Juli 2010 ia naik pesawat ke Copenhagen, Denmark. Otomatis hp dinonaktifkan, dan itu berarti kami tak bisa saling kontak. Ia sempat menghubungiku waktu pesawat yang ditumpanginya transit di Qatar, itu sekitar pukul 10.00 pagi. Duhh senangnya hatiku. Tapi tadi malam aku sempat menangis kesepian karena sejak siangnya ia belum memberiku kabar. Aku merasakan hal yang sangat berbeda dari sebelumnya saat ia masih bekerja di Indonesia.
Dulu waktu dia masih di Indonesia meskipun ia sibuk aku masih tetap bisa mengiriminya SMS, dan dia pasti akan membaca dan segera membalas kala punya kesempatan. Malam tadi berbeda. Ia masih di pesawat dan itu tidak memungkinkan kami saling berhubungan. Aku rindu. Sungguh malam tadi aku rindu. Aku rindu perhatian dan suaranya yang ringan. Untung saja di hp ada rekaman suaranya saat kami bertelepon dulu. Itu sedikit menenangkan hatiku yang galau oleh rindu-rindu. Ia telah memlilih bekerja di kapal pesiar. Dan ini adalah perjalanan pertamanya, tentu saja aku tak mau mengganggu semangatnya yang membara itu. Dalam suatu hubungan tidak boleh ada keegoisan yang mendominasi. Memang sulit untuk menyatukan dua pemikiran yang berbeda. Kita harus saling mengerti. Toh ia berjanji tak akan naik kapal lagi setelah kami menikah. Biarlah ia pergi melihat dunia luas. Rindu hanya permasalahan hati. Aku masih bisa menunggu.
Bangun tidur pagi tadi aku bisa tersenyum, meski dengan mata bengkak, mendapati satu SMS darinya yang mengabarkan ia sudah tiba di Copenhagen. Lalu segera aku buka facebook, dan benar saja di sana aku temui beberapa aktivitasnya membalas kalimat rinduku. Bahagianya aku.
Ternyata perasaanku begitu dalam padanya. Perasaan yang terbangun hampir dua tahun. Semoga Allah meridhoi hubungan kami dan segera memersatukan kami dalam ikatan suci setelah ia pulang delapan bulan nanti. Amin.
Dulu waktu dia masih di Indonesia meskipun ia sibuk aku masih tetap bisa mengiriminya SMS, dan dia pasti akan membaca dan segera membalas kala punya kesempatan. Malam tadi berbeda. Ia masih di pesawat dan itu tidak memungkinkan kami saling berhubungan. Aku rindu. Sungguh malam tadi aku rindu. Aku rindu perhatian dan suaranya yang ringan. Untung saja di hp ada rekaman suaranya saat kami bertelepon dulu. Itu sedikit menenangkan hatiku yang galau oleh rindu-rindu. Ia telah memlilih bekerja di kapal pesiar. Dan ini adalah perjalanan pertamanya, tentu saja aku tak mau mengganggu semangatnya yang membara itu. Dalam suatu hubungan tidak boleh ada keegoisan yang mendominasi. Memang sulit untuk menyatukan dua pemikiran yang berbeda. Kita harus saling mengerti. Toh ia berjanji tak akan naik kapal lagi setelah kami menikah. Biarlah ia pergi melihat dunia luas. Rindu hanya permasalahan hati. Aku masih bisa menunggu.
Bangun tidur pagi tadi aku bisa tersenyum, meski dengan mata bengkak, mendapati satu SMS darinya yang mengabarkan ia sudah tiba di Copenhagen. Lalu segera aku buka facebook, dan benar saja di sana aku temui beberapa aktivitasnya membalas kalimat rinduku. Bahagianya aku.
Ternyata perasaanku begitu dalam padanya. Perasaan yang terbangun hampir dua tahun. Semoga Allah meridhoi hubungan kami dan segera memersatukan kami dalam ikatan suci setelah ia pulang delapan bulan nanti. Amin.
amiiin...aq doakan hubungan kalian langgeng...:)
BalasHapusmakasih ya mas... ^_^
BalasHapussiiip...
BalasHapus