23 September 2010

Aku Suka Langit

Aku suka langit. Tahu kenapa? Karena setiap kali aku memandangnya, setiap kali itu juga kutemukan pemandangan berbeda dari bentuk-bentuk benda yg bertebaran di sana. Pun berbeda di tiap satuan waktu.

Di hari yang cerah, langit pagi akan memamerkan awan-awan putih transparan yang diam mematung. Pun ada awan yang berwarna-warni terbias sinar matahari ufuk timur. Si kejora lalu pamit undur diri untuk istirahat.

Pada musim angin, awan-awan berkumpul, saling membentuk formasi yang seringkali kuimajinasikan menjadi bentuk-bentuk hewan, benda, tokoh kartun, bahkan wajah teman-teman. Tumpukan awan-awan putih itu bila dipadu dengan birunya langit sukses mencuri pandanganku.

Mendung pun tak kalah menarik. Awan putih keruh, kelabu, bahkan hitam berbaris menjadi gradasi yang menyedapkan mata. Kilat yang terjadi dari benturan butiran es dan titik-titik air menerangi gelap itu dengan membentuk garis-garis panjang dan percabangan. Langit masih indah bukan?

Dan bila malam cerah, gemintang beradu cahaya, membentuk orion, membentuk scorpio, membentuk rasi-rasi lain. Kadang kutarik garis sesusaku dari titik-titik cahaya itu. Ya, sesukaku. Sesenang hatiku. Semakin gelap bumi, semakin banyak mereka terlihat. Apalagi jika memandangnya dari savana di tengah hutan. Fantastik!

Langit memang selalu indah bukan? Padahal kita tidak tahu betul apa yang ada di atas. Kita hanya menikmati setiap momen yang terjadi di atas sana. Begitu juga hidup. Ia akan selalu indah jika kita menikmati setiap momen baik suka maupun duka. Seperti langit yang selalu berubah-ubah. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar