18 Oktober 2010
Bersama Gigih, Amir, dan Diana, pukul 04.00, aku melaju ke terminal 2F Bandara Soekarno Hatta. Amir dan Diana satu penerbangan dengan kami ke Pontianak. Mereka adalah tim Kalbar 1 yang akan menjelajahi beberapa tempat wisata di daerah hilir, sedangkan aku dan Gigih di daerah hulu Kapuas. Tim Kalbar 1 dan tim Kalbar 2 berpisah di Bandara Supadio, Pontianak, untuk menuju tempat wisata masing-masing. Hari ini aku dan Gigih tidak ditemani oleh seorang guide. Kami baru didampingi guide pada hari kedua. Namun, kami tetap harus menuju tempat yang sudah dijadwalkan oleh panitia, yakni Saham Long House. Saatnya kami meraih mimpi di kota Khatulistiwa. Semangaatt!!
Oiya aku lupa bilang bahwa Pontianak itu PANAS, mungkin karena kota ini dilalui garis Khatulistiwa. Welcome to the hot city, hehehehe....
Mampir ke Tugu Khatulistiwa
Demi kemudahan dan kenyamanan, kami menyewa sebuah mobil dari Pak Samad. Biaya sewanya Rp500.000. Dalam perjalanan ke Saham Long House kami melihat sebuah bangunan/ tugu yang sudah akrab di pandangan mata.
“Itu tugu khatulistiwa, Pak?” Tanya Gigih kepada Pak Samad.
“Iya itu tugu khatulistiwa,” jawab Pak Samad kemudian.
“Pak mampir sebentar ya,” timpal Gigih.
Tugu Khatulistiwa |
Belajar dari Museum |
Kemudian mobil avanza biru itupun segera memasuki pelataran Tugu Khatulistiwa. Tempatnya tidak terlalu ramai, hanya terlihat beberapa pengunjung saja di sana. Di tempat ini pengunjung tidak ditarik biaya masuk. Pengunjung hanya disuruh mengisi buku tamu. Perlu diketahui bahwa bangunan museum Khatulistiwa ini berbentuk segi delapan. Bangunan dalamnya berbeda dari bangunan luar yang tampak tidak menarik. Ruangan bersegi delapan itu ditata sedemikian apik dengan tugu khatulistiwa tepat di tengah-tengahnya. Di dinding-dinding dipasang tulisan sejarah tugu khatulistiwa, foto-foto, dan beberapa info mengenai Kalimantan Barat. Info selengkapnya mengenai Tugu Khatulistiwa bisa dibaca di sini.
Selain itu, di bagian luar terdapat sebuah taman yang luas dan agak asri. Kemarin saat kami sedang berkunjung ke sana, tempat itu digunakan untuk tempat foto pre wedding oleh sepasang manusia. Mau mencari alternative tempat foto pre wed? Datang saja ke Tugu Khatulistiwa!
Saham Long House
Saham Long House |
Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah betang Saham. Rumah ini terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, 120 Km dari kota Pontianak, tidak jauh dari jalan raya Pontianak-Kuching. Kami sempat salah jalan waktu itu sehingga pak sopir minta tambah Rp150.000,-. Apa mau dikata, sudah terlanjur jalan, jadi kami pun sepakat dengan permintaannya. Dan sebenarnya ini salah kami yang kurang jelas memberi informasi di mana letak rumah Saham tersebut.
Setelah tersasar, perjalanan kami diiringi hujan lebat, lalu disusul pohon tumbang. Sudah jauh, jalan berkelok-kelok, banyak halangan pula. Aaarrggghhh…!! Demi ACI, demi Indonesia kami rela! Dan akhirnya kami pun bisa melihat rumah betang yang katanya sudah ada sebelum letusan Krakatau tahun 1883.
Pertama melihat rumah itu aku tercengang. Tiang-tiang penyangganya sangat tinggi. Tak tampak geliat kehidupan di sana. Awalnya kukira tak ada penghuni di dalam rumah itu. Tapi setelah menaiki tangga setinggi tiga meter, aku menemukan seorang bapak tua, Paulus Ngidar (83), yang menjelaskan banyak hal tentang rumah ini, termasuk ketidakpedulian pemerintah untuk merenovasi rumah betang yang sudah rapuh setelah mengangkatnya menjadi salah satu tujuan wisata Kalbar.
Menurut informasi, rumah betang Dayak Kanayan ini adalah yang terpanjang di Kalimantan Barat. Sedangkan rumah betang tertua akan kami kunjungi beberapa hari lagi. Rumah ini awalnya hanya terdiri dari tiga bilik, lalu terus berkembang hingga kini terdapat 34 bilik (34 KK). Saat itu rumah betang terlihat sangat sepi, mungkin penghuni rumah sedang pergi ke ladang. Karena keterbatasan waktu kami harus segera kembali ke Pontianak. Perjalanan yang dimulai sejak pukul 10.00 pagi itu berakhir di Hotel 95, Pontianak, pukul 20.00 WIB.
Tentang Hotel 95
Untuk para traveler berkantong tebal mungkin bisa menginap di hotel manapun. Tapi untuk backpacker yang biasanya berpetualang hemat biaya biasanya mencari hotel murah meriah. Hoel 95 saya sarankan untuk Anda. Letaknya di pusat kota, hanya 25 menit dari Bandara Supadio, dan 10 menit dari pelabuhan, dengan menggunakan mobil. Hotel ini berlokasi di Jalan Imam Bonjol No. 95, Pontianak, Kalimantan Barat. Harga kamar standarnya hanya Rp160.000. Memang sih kasurnya kurang nyaman, tapi ada free hotspot. Dan itu yang kami cari kemarin.
Thank you atas info pontianak , kota yg sangat menarik. Kalo mbak ke pontianak mending nginap di Hotel Kapuas Dharma atau Orchardz Hotel , harga terjangkau dan lokasi sangat strategis
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung ke Pontianak, sesaat lagi giliran saya akan membalas kunjungannya, dengan datang ke Sidoarjo menghadiri Kopdar 1000 Blogger Nusantara. Salam
BalasHapus