14 November 2010

Terbang Menjemput Mimpi

Prolog
Mungkin sebuah kebetulan atau sebuah keberuntungan aku bisa tergabung dalam 66 petualang ACI Detikcom. Apapun itu, aku dengan sangat siap pergi ke Kalimantan Barat untuk mengeksplor tempat wisata dan budaya yang ada di sana. Bersama partner asal Jakarta, Gigih, aku menjalaninya dengan berbagai rasa. Ada senang, sedih, takjub, juga khawatir. Semuanya akan kubagi di sini, melalui blog ini. Meskipun aku bukan Norman Edwin, seorang jurnalis dan petualang hebat, yang telah menjelajah Kapuas hingga ke hulu, aku akan tetap menulis. Meskipun aku bukan Don Hasman, seorang fotografer senior, aku akan tetap berbagi foto. Inilah kisah dan hasil dokumentasi 14 hari berpetualang ke Kalimantan Barat.
H-2 (16 Oktober 2010)
Sejak pagi dadaku sudah dag dig dug menjelang keberangkatan ke Jakarta sore nanti. Tinggal beberapa jam lagi, dan packingku belum selesai. Aku masih bingung memumpunkan semua barang bawaanku ke dalam sebuah tas keril 42 liter. Aku tak berharap barang bawaanku lebih dari itu karena nanti di Jakarta aku akan mendapat tambahan beberapa potong kaos dan tas dari Detikcom dan sponsor. Mobilitasku di Kalbar pasti tinggi, dan aku tidak mau direpotkan dengan banyaknya barang bawaan. Biarlah satu kaos kupakai beberapa hari. Kalaupun bau ya sudahlah, toh orang lain yang menciumnya, bukan aku.

Aku ke Jakarta dengan penerbangan Garuda pukul 19.00 WIB. Tak disangka saat di Bandara Juanda, dua orang teman JPers Surabaya, yakni Mas Hero dan Mas Rangga, datang untuk melepas kepergianku. Mereka menemaniku menunggu detik-detik keberangkatan. Kami sempat bercengkerama sebentar di Dunkin Donuts dan WOW mereka memberiku oleh-oleh sekotak penuh donat untuk kubawa ke Jakarta. Special thanks for you guys!
Walau sempat delay hampir sejam, akhirnya aku tiba juga di Jakarta. Aku segera naik taksi menuju hotel Grand Kemang dan tiba di sana menjelang pukul 11 malam. Awalnya kukira di sana akan ada seseorang yang menyambut kedatanganku atau paling tidak ada sesama petualang yang datang malam itu, tapi ternyata hanya aku sendiri. Yahhhh… sepi deh. Hiksss….

Tak mau dikalahkan sepi, aku menelpon seorang teman JPers di Jakarta, Faris. Dan dia pun datang dengan membawa bolo kroconya si Ikhwan dan Dimas. Tiba-tiba kamarku jadi berisik dan berantakan. Mereka terlalu heboh di kamarku sampai-sampai aku tertidur. Mungkin gara-gara kutinggal tidur, mereka pulang (maaf ya teman-teman). Saat itu jam menunjukkan pukul 1 malam. Aku harus istirahat lagi karena esok hari akan ada briefing dengan para petualang ACI kloter 4 dan panitia ACI Detikcom. Zzz…zZzZ….

5 komentar:

  1. seru juga mak,jadi pingin ikut
    hehehehhhe

    BalasHapus
  2. Ya ikut aja lho mas. Berangkaaattt...! Hehehe...

    BalasHapus
  3. hiks.....
    lek aku berangkat iso-iso aku digantung karo juraganku soale mbolos kerjo.....
    T_T

    BalasHapus
  4. Yah emang harus gitu kali mas. Konsekuensi logis dari setiap perbuatan kita. haha..

    BalasHapus
  5. hahahahhahha
    kalo dulu duit gak ada tapi waktu selalu ada,sekarang duit bwat berpetualang ada tapi waktu yang gak ada hiks T_T

    BalasHapus